Mengenal 9 Alat Musik Tradisioinal NTB (Nusa Tenggara Barat)

Mengulas 9 alat musik tradisional NTB (Nusa Tenggara Barat) yang kaya akan nilai budaya nan magis.


Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian barat Kepulauan Sunda Kecil atau lebih dikenal dengan Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi NTB beribukota di Mataram dan memiliki 10 kabupaten atau kota.

Di awal kemerdekaan, wilayah NTB merupakan bagian dari provinsi Sunda Kecil yang beribukota di Singaraja. Namun Kepulauan Sunda Kecil ini terjadi pemekaran sehingga terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Dua pulau besar yang mendominasi wilayah NTB adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang berada di bagian timur. Penduduk di Lombok didominasi oleh etnis Suku Sasak, sementara di Sumbawa didominasi oleh masyarakat Bima (Suku Mbojo) dan Sumbawa.

Setelah kemarin kita mengulas sekian nama alat musik tradisional NTT, kali ini kita akan beralih menelusuri kekayaan budaya masyarakat NTB melalui perkenalan kita dengan 9 alat musik tradisional NTB yang telah kita rangkum di bawah ini. Silakan menyimak!


Baca juga: Mengenal 15 Alat Musik Tradisional NTT (Nusa Tenggara Timur), Magis!


1. Gendang Beleq

gendang beleq
wartantb.com

Secara harfiah, beleq berarti besar. Sesuai dengan namanya, gendang beleq merupakan alat musik tradisional berupa gendang yang sangat besar dibandingkan dengan ukuran gendang pada umumnya.

Alat ini memiliki dua jenis gendang yang dibedakan berdasarkan suara yang dihasilkan, yaitu gendang mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan). Suara yang dihasilkan gendang mama cenderung lebih nyaring dibandingkan dengan gendang nina.

Dalam permainannya, gendang beleq biasa dimainkan di atas panggung atau di lapangan terbuka. Susunan pendukung baku musik gendang beleq, termasuk penarinya, terdiri dari 40 orang. Kesenian musik seperti ini biasanya dipentaskan pada momen-momen seperti Maulud Nabi, Lebaran, khitanan, cukur rambut bayi, hingga upacara pernikahan (Nyongkolan).

Di samping susunan pendukung baku, ada susunan pendukung tidak baku yang terdiri dari 17 orang yang biasa dipertunjukkan untuk menyambut tamu, perlombaan, atau berbagai festival.

2. Alat Musik Terumpang

alat musik terumpang
budaya-indonesia.org

Terumpang adalah sejenis alat musik tradisional berupa mangkuk besar yang salah satu sisinya terdapat lingkaran cembung, seperti pada alat-alat musik pencon dalam gamelan Jawa.

Alat musik terumpang ini terbuat dari bahan kuningan dan dimainkan oleh seorang sekaha dengan cara dipukul menggunakan sebuah alat pemukul khusus.


Baca juga: Mengulas 14 Alat Musik Tradisional Papua yang Eksotis dan Terjaga


3. Gong Tawaq-Tawaq

gong tawaq tawaq
youtube

Alat musik tradisional ini terbuat dari bahan kuningan. Tawaq-tawaq adalah sebuah perangkat alat musik tradisional masyarakat Sasak di Lombok. Dinamakan demikian karena dalam perangkat tersebut, salah satu instrumen yang mendominasi adalah tawaq-tawaq, yaitu sejenis gong kecil khas daerah setempat.

Dalam penyajian kesenian musik tawaq-tawaq juga didukung dengan alat musik lain, yaitu 6 buah barangan sebagai melodi, 2 kemong gantung, 2 gendang sebagai pembawa tempo dan dinamika, sebuah gong, dan 8 pasang ceng-ceng (simbal) sebagai alat ritmik.

Pementasan tawaq-tawaq dapat dimainkan dengan posisi duduk maupun arak-arakan. Musik ini biasa dimainkan dalam prosesi perkawinan, khitanan, pemyambutan tamu, atau sekadar sarana hiburan.

4. Alat Musik Gula Gending

gula gending
budaya-indonesia.org

Instrumen tradisional ini terbuat dari seng dan tekstil. Alat ini sebenarnya digunakan untuk menjajakan gula kapas (arumanis) yang terbuat dari gula pasir, sehingga alat ini dinamakan gula gending.

Dalam bahasa Sasak, tempat untuk menyimpan gula disebut dengan tongkaq. Tongkaq inilah yang juga biasa difungsikan sebagai alat musik. Memainkannya dengan cara digendong, kotak dipukul menggunakan jari kanan dan kiri menyesuaikan irama gending atau lagu yang dimainkan.

Gula gending dimainkan oleh pedagan berkeliling kampung untuk menjajakan gula kapas. Gending yang dimainkan ini berfungsi untuk menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk membeli. Jenis gending yang dimainkan biasanya seputar Buah Odaq, Tempong Gunung, dan sebagainya.

5. Alat Musik Satong Srek

satong srek
budaya-indonesia.org

Alat musik ini terbuat dari bahan bambu dan seng. Pada salah satu bagian bambu tersebut diberi sebuah penampang berupa lempengan seng yang permukaannya dibuat tajam dan kasar. Seng inilah yang berperan menghasilkan bunyi dengan cara digesek dan dipukul.

Satong srek merupakan alat musik tambahan dalam sebuah bentuk orkestra tradisional, meski dapat pula dimainkan secara solo atau tunggal. Alat ini biasa digunakan untuk mengiringi tarian Nguri, Syier, Male, Badede, Bulan Kasandung, Ngumang Rame, dan sebagainya.

6. Alat Musik Palompong/Cungklik

alat musik palompong
semuatentangprovinsi.blogspot.com

Palompong merupakan alat musik khas masyarakat Sumbawa. Di daerah Lombok, juga ditemukan alat musik sejenis yang disebut dengan cungklik. Palompong merupakan alat musik berjenis silofon yang terbuat dari kayu dan logam.

Dalam permainannya, pemain duduk dengan meluruskan dua kaki ke depan, sementara palompong diletakkan di atas paha. Dalam posisi demikian, bilah palompong dipukul menggunakan sepasang pemukul, dan rongga antara paha dan bilah-bilah palompong berperan sebagai resonator.

Dahulu, palompong biasa dimainkan secara tunggal oleh laki-laki ketika istirahat di sawah atau ladang. Saat ini, palompong telah menjadi bagian dari orkestra tradisional Gong Genang dan berfungsi sebagai alat musik ritmik untuk mengiringi tarian saat irama cepat.

7. Alat Musik Sarone

alat musik sarone
alanmalingi.wordpress.com

Sarone merupakan alat musik tiup sejenis klarinet yang terbuat dari bambu dan daun kelapa. Pada bagian mulut sarone terdapat semacam lidah tunggal (single reed) yang direkatkan dan terbuat dari bambu tipis. Lidah-lidah ini berfungsi sebagai alat bantu tiup yang langsung bersentuhan dengan bibir.

Sarone dllengkapi dengan 4 lubang nada dan dimainkan dengan cara berkelompok bersama alat musik lainnya, seperti rebana rea dan rebana ode. Sarone juga menjadi bagian dari ensambel Gong Gendang sebagai pembawa melodi.

Konon saat sebelum dimainkan, sarone diasapi terlebih dahulu dengan kemenyan supaya dapat menghasilkan suara yang jernih dan menarik. Oleh masyarakat Sumba, suara sarone diyakini dapat memikat gadis dan menolak gangguan orang-orang yang memiliki itikad buruk.

8. Alat Musik Genggong

alat musik ntb
infobudaya.net

Alat musik ini juga sering disebut dengan harpa mulut, terbuat dari bambu dan tali. Suara genggong dihasilkan dari getaran lidah genggong karena tarikan tangan pemain, serta pengaturan nafas pada rongga mulut dan sentuhan lidah pada langit-langit.

Maka pemain genggong biasa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu genggong lanang yang menghasilkan nada tinggi, sementara genggong wadah yangmenghasilkan nada rendah.

Dalam pembuatan alat musik genggong, selain diperlukan andang-andang (sesaji) berupa beras, benang, sirih pinang, dan uang kepeng, juga perlu ditentukan hari baik (hari Jumat) untuk mengambil pelepah enai atau bambu.

Sajian tersebut dimaksudkan untuk menghindarkan si pembuat dari hal-hal yang tidak diinginkan, juga genggong dapat menghasilkan suara yang bagus.

9. Alat Musik Pareret

alat musik pareret
budaya-indonesia.org

Pareret merupakan alat musik tiup sejenis terompet yang terbuat dari bambu. Pareret rupanya juga menjadi bagian dari orkestra tradisional yang berperan sebagai alat musik melodi.

Dalam asal usulnya, pareret berkembang di Lombok bagian barat dalam subkultur Hindu yang dibawa oleh orang-orang Bali. Selain di Lombok, pareret juga ditemukan di daerah Karangasem, Bali, meskipun kini sudah sangat jarang keberadaannya.

Dalam pembuatannya, juga diperlukan penentuan hari baik, yaitu pada hitungan pasaran Pahing di hari apa saja. Selain itu, perlu disediakan pula andang-andang (sesaji) yang terdiri dari beras, kepeng bolong (satakan), buah pinang, dan benang kotak setukel. Andang-andang ini diyakini memiliki makna perlindungan bagi si pembuat agar tidak leles (mata merah dan berair).

Pareret biasa dimainkan sebagai salah satu instrumen upacara peribadatan, atau juga perayaan ulang tahun pura bagi orang-orang Bali yang tinggal di Lombok Barat.


Referensi:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *