Mengenal 9 Alat Musik Tradisional Banten yang Khas dan Eksotis!

Mengenal berbagai jenis alat musik dan kesenian tradisional banten yang memiliki ciri khas dan daya tariknya tersendiri. Menarik!


Banten. Wilayah paling ujung barat Pulau Jawa ini pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat sebelum mengalami pemekaran pada tahun 2000. Kebudayaan daerah Banten juga tak kalah menarik dengan beragam kesenian dan adanya suku Baduy yang menetap di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng.

Dari sekian ragam kebudayaan dan tradisi Banten, di sini kita akan mencoba merinci alat-alat musik tradisional Banten yang merupakan kesenian tradisional yang patut dijaga keberadaannya. Inilah 9 alat musik tradisional Banten yang berhasil kita rangkum dari beberapa sumber terpercaya!

1. Pantun Bambu

alat musik banten
merahputih.com

Pantun Bambu adalah salah satu alat musik tradisional Banten dan merupakan kesenian yang masih bertahan hingga sekarang. Alat musik ini terbuat dari ruas bambu dengan ukuran diameter sekitar 10 cm dan panjang antara 80-100 cm. Di bagian tengah ruas tersebut terdapat lubang dan berlidah, juga disertai tiga senar bernada diatonik. Alat ini dimainkan dengan cara dipukul.

Dalam permainan Pantun Bambu, biasanya dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari tiga orang dengan tiga buah alat musik Pantun Bambu. Dari tiga orang tersebut, masing-masing orang memainkan pantun melodi atau gendang tepak, pantun bas atau gendang bung, dan pantun ritme atau gendang blampak.

Pantun Bambu merupakan alat musik masyarakat Cilegon sejak zaman dahulu. Alat ini pada awalnya memang digunakan oleh petani untuk mengisi waktu istirahatnya ketika bekerja di sawah. Sehingga alat musik ini seringkali dianggap sebagai alat musik petani.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, alat musik Pantun Bambu mulai dikolaborasikan dengan alat musik lainnya dan digunakan dalam berbagai kesenian, seperti kesenian Patingtung, Tari Rudat, dan Terbang Gede. Selain itu, Pantun Bambu juga biasa digunakan dalam berbagai upacara atau festival budaya masyarakat Banten.

2. Angklung Buhun

alat musik tradisional banten
e-heritage.id

Angklung Buhun merupakan sebuah kesenian angklung yang berasal dari daerah Banten, khususnya Kabupaten Lebak. Kesenian ini memiliki karakter yang sederhana baik dalam lirik atau lagunya. Biasanya menggambarkan alam sekitar sehingga menghadirkan suasana yang nyaman, damai, dan harmonis.

Istilah Angklung Buhun berarti angklung tua, kuno, atau dalam arti sebenarnya adalah kesenian pusaka. Dinamakan demikian karena kesenian ini lahir bersamaan dengan hadirnya masyarakat Baduy. Dari sana, diketahui bahwa angklung buhun merupakan kesenian paling tua dari masyarakat Baduy.

Kini, kelompok pemain kesenian Angklung Buhun hanya dijumpai pada acara-acara ritual seperti acara adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di Kabupaten Lebak.

3. Angklung Gubrag

angklung gubrak
youtube

Angklung Gubrag merupakan salah satu kesenian tradisional yang mulai langka. Pada masa lalu, kesenian Angklung Gubrak dilakukan pada saat ritual penanaman padi dengan harapan agar hasil panen melimpah.

Meski dibilang langka, kesenian ini dapat dijumpai pada masyarakat Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten. Daerah tersebut masih melestarikan kesenian Angklung Gubrak pada acara khitanan, perkawinan, dan selamatan kehamilan.

Dalam kesenian Angklung Gubrak, instrumen yang digunakan adalah 6 buah angklung yang menggunakan bambu hitam. Masing-masing memiliki nama: bibit, anak bibit, engklok 1, engklok 2, gonjing, dan panembal. Sejumlah angklung tersebut masih dilengkapi dengan terompet, kendang pencak, dan seruling.

Di atas angklung dikaitkan seutas pita yang berasal dari kembang wiru. Kembang wiru dan air yang berasal dari angklung tersebut dipercaya dapat menjadi obat dan penyubur tanaman.

4. Dogdog Lojor

dogdog lojor
indonesiakaya.com

Dogdog Lojor merupakan alat musik tradisional Banten Selatan yang khas dan unik. Alat ini dimainkan dengan cara ditabuh sehingga menghasilkan suara ‘dog… dog…’. Maka dari bunyi itulah alat musik ini dinamakan ‘dogdog’. Sedangkan kata ‘lojor’ berarti panjang, sesuai dengan bentuknya yang panjang dengan ukuran hampir 1 meter.

Dogdog lojor terbuat dari kayu yang dibentuk silinder memanjang, dan pada bagian tengahnya dibuat berongga. Salah satu sisi dari silinder tersebut ditutup dengan membran dari kulit kambing. Kulit kambing ini diregangkan dengan cara diikat menggunakan seutas tali dari kulit bambu. Tingkat keregangan dari kulit kambing ini menentukan suara yang dihasilka alat tersebut.

Dogdog lojor diduga muncul pertama kali di Kabupaten Lebak, Banten bagian selatan. Alat ini menjadi salah satu pengiring dalam ritual adat masyarakat setempat seperti Ruwatan dan Seren Taun. Dogdog lojor ditabuh oleh sejumlah pemain dengan riang gembira sebagai ungkapan rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.

Salah satu variasi pengembangan fungsi alat musik ini terwujud dengan hadirnya prosesi ‘ngadu dogdog’.  Dalam prosesi ini, dua kelompok pemain saling berhadapan dan mengadu ketangkasannya menggunakan dogdog lojor dan angklung. Adu ketangkasan ini dihadirkan dengan gaya jenaka sehingga menjadi sebuah tontonan yang menghibur.

5. Bambu Jitak

alat musik tradisional banten
http://rionudjulmahesa.blogspot.com/

Sebenarnya, alat musik ini masih tergolong baru karena baru diciptakan oleh seorang warga dari Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Cilegon, bernama Agus M. Patria pada bulan Mei 2008. Bambu jitak merupakan alat musik tradisional Banten yang terbuat dari bambu, rotan, rami, dan senar gitar listrik. Alat ini rupanya dapat menghasilkan suara yang merdu saat dimainkan.

Cara memainkan alat musik bambu jitak adalah dengan memukul senar gitar listrik yang terbentang pada bambu menggunakan sebuah alat pemukul yang terbuat dari kayu. Dinamakan ‘bambu jitak’ karena alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul atau dijitak.

6. Calung

calung
dictio.id

Calung merupakan alat musik tradisional Banten yang khas dari masyarakat Sunda yang tersebar di daerah Jawa Barat hingga Banten. Alat ini merupakan prototipe dari alat musik angklung. Meski begitu, cara memainkan calung bukan digoyang sebagaimana angklung, melainkan dipukul pada bagian bilahan dari ruas-ruas yang tersusun berdasarkan tangga nada pentatonik.

Jenis bambu yang digunakan dalam pembuatan calung biasanya dari awi wulung (bambu hitam), meski ada pula yang menggunakan awi temen (bambu putih). Ada dua jenis calung Sunda yang dikenal, yaitu calung rantay dan calung jinjing.

7. Kacapi

alat musik kacapi
tokopedia.com

Kacapi merupakan alat musik petik asli Indonesia yang serumpun dengan alat-alat musik petik yang terdapat di Asia Tenggara dan Asia Timur, seperti Thailand, Burma, Vietnam, Cina, Korea, dan Jepang. Di Indonesia, kacapi sudah tersebar di berbagai daerah dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda.

Pada masyarakat Sunda yang tersebar di daerah Jawa Barat dan Banten, bentuk dan teknik permainan kacapi lebih berkembang jika dibandingkan dengan alat-alat musik petik yang terdapat pada daerah-daerah lain di Indonesia. Bahkan dengan adanya kemajuan teknologi, mulai diciptakan bentuk kacapi elektronik yang lebih canggih dan modern.

8. Bendrong Lesung

bendrong lesung
radioserang.blogspot.com

Bendrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun di masyarakat Cilegon, Banten, hingga saat ini. Pada awalnya, kesenian ini merupakan tradisi masyarakat setempat untuk menyambut Panen Raya sebagai bentuk ungkapan bahagia atas jerih payah yang telah membuahkan hasil.

Dalam perkembangannya, Bendrong Lesung tidak hanya ditampilkan pada acara penyambutan Panen Raya, akan tetapi juga disajikan pada acara-acara pesta perkimpoian atau upacara peresmian. Kesenian ini memadukan musik lesung atau lisung (tempat menumbuk padi) dengan bentuk musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang.


Baca juga: Eksotisme 10 Alat Musik Tradisional Yogyakarta yang Menawan


9. Rampak Bedug

alat musik tradisional banten
indonesia.go.id

Barangkali tradisi ini sudah familiar dan menyebar di berbagai daerah di Indonesia, namun dengan nama yang berbeda. Rampak Bedug merupakan sebuah kesenian tradisional Pandeglang yang berakar dari tradisi menabuh bedug ketika waktu shalat tiba. Dari sana kemudian berkembang menjadi sarana hiburan masyarakat pada waktu bulan Ramadhan.

Kegiatan rampak bedug atau adu bedug ini berlanjut menjadi perlombaan karena rupanya tidak hanya satu kampung saja yang melakukan tradisi tersebut. Maka kegiatan adu bedug ini berkembang menjadi ajang perlombaan antar kampung yang akhirnya dibuatlah festival adu bedug.


Baca juga: 15 Alat Musik Tradisional Jawa Timur yang Bakal Membuatmu Terkesima!


Referensi:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *