Berkenalan dengan kebudayaan alat musik tradisional Kalimantan Selatan yang mencakup dari berbagai macam suku bangsa yang eksotis.
Selain keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang kaya, Kalimantan Selatan juga begitu beragam akan kebudayaan dan kesenian daerah yang eksotis, berupa seni tari, seni sastra, rumah adat, pakaian, hingga seni musik tradisional.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengulas alat-alat musik tradisional Kalimantan Selatan yang menarik dan langka. Inilah 12 alat musik tradisional Kalimantan Selatan yang tak sepantasnya untuk dilewatkan!
Baca juga: Mengulas 14 Alat Musik Kalimantan Timur yang Sayang untuk Dilewatkan
Daftar Isi
1. Alat Musik Panting
Panting adalah alat musik tradisional sejenis gambus namun dengan ukuran yang lebih kecil. Istilah panting sendiri berasal dari kata memanting yang dalam bahasa Banjar berarti memetik.
Pada awalnya, alat musik panting dimainkan secara solo atau perorangan. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, panting akan lebih menarik apabila dimainkan dengan beberapa alat musik lainnya. Maka sekarang musik panting lebih sering dimainkan sebagai ensambel dengan alat-alat musik seperti babun, gong, dan biola.
Musik panting biasa dimainkan untuk mengiringi berbagai kesenian tradisional, seperti teater, tari Jepen, dan tari Tirik.
2. Gamelan Banjar

Gamelan Banjar adalah sebuah seni karawitan dengan alat-alat musik gamelan yang berkembang dalam masyarakat suku Banjar, Kalimantan Selatan.
Dalam masyarakat suku Banjar, dikenal 2 jenis gamelan Banjar, yaitu gamelan versi keraton dan versi kerakyatan. Namun dalam perkembangannya, musik gamelan Banjar versi keraton sudah kian punah, berbeda dengan versi kerakyatan yang masih eksis hingga sekarang.
Dalam sejarahnya, gamelan Banjar sudah ada sejak zaman Kerajaan Negara Dipa di abad ke-14. Kesenian ini pertama kali diperkenalkan oleh Pangeran Suryanata ke Kalimantan Selatan bersamaan dengan kesenian Wayang Kulit Banjar dan senjata keris sebagai hadiah dari kerajaan Majapahit.
3. Alat Musik Kalang Kupak

Kalang kupak adalah alat musik tradisional yang terbuat dari jenis bambu yang tipis (paring tamlang). Alat musik ini terdiri dari 8 ruas bambu yang masing-masing dipotong setengah dan dibuat meruncing di bagian ujungnya. Ruas-ruas bambu tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya menyerupai alat musik calung dari Jawa Barat.
Alat musik kalang kupak berperan sebagai pembawa melodi yang biasanya dimainkan bersama dengan alat musik agung (gong), babun, lumba, dan kecapi, untuk mengiringi upacara adat Balian. Selain itu, alat musik tersebut juga dimainkan untuk mengiringi berbagai tarian adat, seperti tari Gintor.
4. Sarunai Banjar

Sarunai merupakan salah satu alat musik tiup tradisional khas Suku Banjar yang berbentu seperti terompet. Pada bagian ujung alat musik ini terdapat lidah-lidah ganda yang terbuat dari daun kelapa kering, berfungsi sebagai tempat tiup yang langsung mengenai bibir pemain.
Dalam tradisi Suku Banjar, alat musik sarunai ini biasa dimainkan bersama gendang dan gong sebagai pengiring seni beladiri Kuntau dan tari Kuda Kepang.
5. Alat Musik Kalampat

Kalampat merupakan alat musik pukul tradisional berupa gendang berkepala tunggal. Badan kalampat biasanya terbuat dari batang batung atau bambu tebal dengan ukuran diameter yang besar.
Alat musik kalampat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul yang terbuat dari rotan. Biasanya, kalampat bersama dengan alat musik agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian (pengobatan), dan upacara lainnya dalam masyarakat Suku Dayak di daerah Labuhan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
6. Alat Musik Kintung
Kintung merupakan alat musik tradisional khas Kalimantan Selatan yang terbuat dari bambu dan memiliki bentuk mirip seperti alat musik angklung dari Jawa Barat.
Kintung terdiri dari 7 ruas bambu yang masing-masing memiliki ukuran yang berbeda-beda. Tiap ruas bambu tersebut memiliki nama masing-masing, yaitu hintalu randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorak, pindua randah, pindua tinggi, dan gorak tuha. Cara memainkannya dengan dipukul menggunakan sepasang tongkat pemukul.
Pada zaman dahulu dalam tradisi masyarakat setempat, alat musik kintung seringkali dipertandingkan satu sama lain. Bukan hanya mencakup bunyinya saja, yang dipertandingkan juga mencakup hal-hal yang bersifat magis, seperti membuat kintung lawan tidak berbunyi atau hingga menjadi pecah.
Pada masa yang lebih maju, alat musik kintung biasa dimainkan bersama alat-alat musik lain seperti agung, babun, dan alat musik lainnya sebagai pengiring lagu-lagu tradisional Banjar.
7. Terbang Mahidin

Terbang Mahidin merupakan alat musik tradisional khas Banjar dengan ciri khasnya bentuk badan yang mengerucut ke bawah. Badan terbang biasanya terbuat dari kayu pohon nangka dengan ukuran garis tengah sekitar 28-30 cm dan bagian bawahnya 25 cm. Kemudian di bagian atasnya ditutup dengan membran berupa kulit kambing yang sudah dikeringkan.
Terbang ini dimainkan sebagai pendukung kesenian Mahidin, sebuah seni sastra lisan yang disajikan dengan diiringi lagu yang menarik. Kesenian tersebut dimainkan secara berpasangan dengan saling berbalas pantun, isinya berupa sindiran atau ejekan kepada pasangan lawan, plesetan, humor, nasihat, dan lain-lain.
Baca juga: Merangkum 5 Alat Musik Tradisional Kalimantan Utara yang Unik dan Menarik
8. Terbang Lamut
Mirip seperti terbang Mahidin, terang Lamut juga merupakan alat musik yang digunakan sebagai pendukung kesenian Lamut (Balamut), sebuah seni sastra tutur sebagai hiburan masyarakat Banjar.
Kesenian tersebut berisi cerita tentang tokoh-tokoh terkenal dalam cerita Lamut, seperti Paman Lamut, Putri Bungsu, Anglong Anggasina, dan Sultan Alaudin. Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan cinta kasih tokoh wanita terkenal bernama Galuh Junnjung Masari.
9. Alat Musik Kurung-Kurung

Kurung-kurung merupakan alat musik tradisioinal Kalimantan Selatan yang tergolong sangat unik. Alat musik ini berupa sebatang kayu panjang yang dipadu dengan bambu di bagian bawahnya.
Dalam permainannya, alat musik ini dimainkan secara berkelompok yang terdiri dari beberapa kurung-kurung. Kurung-kurung tersebut cukup dihentakkan ke tanah, maka akan menghasilkan suara dengan nada yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Alat musik kurung-kurung biasa dimainkan pada saat momen perayaan upacara adat, kenduri, atau penyambutan tamu penting yang datang ke daerah Kalimantan Selatan.
10. Alat Musik Kuriding

Kuriding atau gurinding adalah alat musik tradisional khas buatan nenek moyang Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Cara memainkannya dengan menempelkan kuriding ke bibir sambil menarik tali getar yang menghasilkan bunyi. Bunyi kuriding akan terasa nyaring dan merdu jika tali ditarik dengan ritme yang benar.
Alat musik kuriding ini bisa dibuat dari pelepah pohon enau, bambu, atau kayu, yang dibentuk persegi panjang kecil dengan kedua ujungnya dibuat bulat. Selain memperindah, bentuk bulat pada ujung kuriding juga berfungsi sebagai pengaman agar tidak melukai mulut ketika dimainkan.
11. Alat Musik Sampek

Sampek merupakan alat musik petik tradisional khas Suku Dayak yang tersebar di Pulau Kalimantan, termasuk Kalimantan Selatan. Alat musik ini bisa dibuat dari berbagai jenis kayu, namun yang sering digunakan dalam pembuatannya adalah jenis kayu arrow, kayu kapur, atau kayu ulin.
Pembuatan alat musik sampek masih menggunakan metode tradisional dengan proses pembuatan yang bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu. Senar yang digunakan pada alat musik sampek berjumlah antara 3, 4, atau 6 senar. Biasanya, badan sampek juga diukir sesuai dengan keinginan pembuatannya.
12. Alat Musik Bumbung

Alat musik bumbung merupakan hasil modifikasi dari Bumbung Lamang (beras ketan yang dibakar dalam bambu hingga masak). Bumbung memiliki 7 nada dasar yang barangkali sudah amat sulit untuk dicari. Konon, kesenian ini terdapat di Desa Barkin yang terletak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Baca juga: Mengulas 15 Alat Musik Tradisional Kalimantan Barat yang Unik dan Eksotis
Referensi:
- budaya-indonesia.org
- wikipedia