Cara Kerja MLM, dari Pengertian hingga Contohnya di Indonesia

Menelusuri seluk beluk cara kerja MLM, mengulas pengertiannya, jenis-jenisnya, dan contohnya di Indonesia.

Multi level marketing (MLM) merupakan salah satu bentuk pemasaran yang cukup populer digunakan oleh perusahaan-perusahaan.

Di Indonesia sendiri, ada banyak brand populer yang menerapkan strategi marketing ini dalam bisnisnya. Beberapa yang terkenal di antaranya: Tupperware, Herbalife, dan Oriflame.

Dengan merebaknya sistem MLM ini, memungkinkan banyak orang untuk bergabung sebagai member dengan harapan dapat menghasilkan uang tambahan dengan memasarkan produk-produk perusahaan MLM.

Meski dipandang sebelah mata, tren bisnis MLM bahkan masih eksis hingga saat ini. Tentu, di dalam bisnis MLM sendiri masih banyak keunggulan dan kekurangan yang mesti dihadapi.

Selain itu, tentu masih ada pro kontra mengenai layak atau tidaknya bisnis ini dijalankan, apakah member MLM masih termasuk pengusaha, hingga hukum MLM menurut pandangan agama.

Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas secara tuntas tentang seluk beluk dan cara kerja MLM yang umum digunakan perusahaan-perusahaan. Memahami pengertiannya, jenis-jenisnya, hingga contohnya di Indonesia.

Pengertian Multi Level Marketing (MLM)

Multi level marketing terdiri dari tiga kata. Multi berarti “banyak, level berarti “tingkatan”, dan marketing berarti “pemasaran”. Maka secara bahasa, multi level marketing berarti “pemasaran berjenjang banyak”.

Secara umum, MLM adalah strategi pemasaran berjenjang, di mana sales (tenaga penjual) tidak cuma mendapatkan komisi atas penjualan yang mereka hasilkan, namun juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut.

Dengan kata lain, strategi pemasaran MLM ini berjalan dengan cara melibatkan konsumen atau pelanggannya sebagai penjual dan memperoleh keuntungan pada garis kemitraannya tersebut.

Member yang tergabung dalam jaringan MLM biasa disebut mitra niagadistributormember, atau anggota downline. Adapun tugas member tersebut selain menjual produk, juga mengajak orang lain untuk ikut menjadi member.

Semakin banyak member yang terlibat, maka jangkauan pasarnya juga semakin luas. Dengan begitu, keberhasilan member dalam mengajak atau menambah member-member lain bisa meningkatkan omzet perusahaan sehingga akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Oleh karena itu, perusahaan rela memberikan komisi kepada member atas setiap member baru yang berhasil mereka rekrut.

Selain “MLM”, istilah lain yang biasa digunakan antara lain: penjualan piramidapemasaran jaringanpemasaran berantainetworking marketingmulti generation marketing, dan uni level marketing.

Selain pengertian secara umum, barangkali kita perlu menilik apa kata para ahli mengenai model pemasaran ini. Berikut kumpulan pengertian MLM menurut para ahli.

1. Muslich (2015)

Menurut beliau,

MLM adalah sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan sekaligus sebagai tenaga pemasaran.

Artinya, multi level marketing adalah pemasaran berjenjang melalui jaringan distribusi yang dibangun dengan menjadikan konsumen (pelanggan) sebagai tenaga pemasaran.

2. Sabiq (2005)

Menurutnya,

MLM adalah sebuah metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi, yang dilakukan melalui banyak tingkatan (level) yang biasa disebut dengan istilah “upline” dan “downline“. Orang akan disebut sebagai upline jika memiliki downline.

3. Yusuf (2003)

Networking marketing adalah suatu jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran produk/jasa.

4. Royan (2002)

Multi level marketing yaitu salah satu metode pemasaran wirausaha dengan memanfaatkan sistem jaringan.

5. Harefa (2000)

Menurut Harefa, MLM adalah sistem penjualan atau pemasaran langsung atas suatu produk, baik berupa barang maupun jasa, pada konsumennya, sehingga biaya distribusi yang dikeluarkan dari barang yang dijual tersebut akan sangat minim, bahkan hingga titik nol.

6. Clothier (1994)

Menurutnya, MLM merupakan suatu metode menjual barang secara langsung kepada konsumen melalui jaringan yang dibangun oleh para distributor lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya.

Pendapatan dihasilkan antara lain dari laba eceran dan laba grosir, serta ditambah pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh distributor.


Baca juga: Pengertian UMKM, Mengulas Fungsi dan Perkembangannya di Indonesia


Cara Kerja MLM pada Umumnya

Sebenarnya, ada banyak penjelasan bagaimana cara kerja MLM dari para ahli. Dan masing-masing perusahaan juga memiliki konsep MLM yang berbeda-beda.

Namun secara umum, cara kerja MLM dapat dirinci sebagai berikut:

1. Perusahaan MLM merekrut member baru

Ketika sebuah perusahaan ingin menerapkan strategi pemasaran MLM, maka hal pertama yang dilakukan adalah mencari konsumen untuk dijadikan member (mitra niaga) baru.

Tugas member ini nantinya adalah menjual produk-produk dari perusahaan, serta mencari konsumen untuk direkrut menjadi member baru.

Setiap produk yang dijual, maka ia berhak memperoleh komisi dari perusahaan. Begitu pula setiap member baru yang direkrut, ia juga berhak memperoleh bonus dari perusahaan.

2. Calon member membayar uang pangkal

Untuk menjadi member agar dapat memasarkan produk perusahaan, maka syarat yang harus dipenuhi adalah: membayar uang tunai dengan jumlah tertentu.

Uang pendaftaran ini biasanya akan diserahkan ke stockist/supplier terdekat bersamaan dengan formulir keanggotaan yang telah diisi oleh calon member baru.

Setelah memenuhi syarat-syarat tersebut, maka calon member tersebut akan diberikan berbagai fasilitas untuk menunjang pemasaran, seperti: kartu anggota, buku pedoman pemasaran, literatur perusahaan, majalah, selebaran berkala, informasi produk, formulir-formulir pemesanan, katalog produk, dan lain sebagainya.

Namun, sebagian perusahaan MLM ada juga yang tidak mensyaratkan membayar uang pendaftaran. Sebagai gantinya, calon member akan diwajibkan membeli paket produk tertentu agar bisa langsung dijual kepada konsumen.

3. Menandatangani surat kontrak atau perjanjian

Sebelum secara resmi menjadi member, maka calon member akan diwajibkan menandatangani surat kontrak atau perjanjian dari perusahaan yang bersifat mengikat.

Tentu, seorang member wajib mematuhi berbagai peraturan yang sudah ditetapkan. Sedangkan perusahaan berkewajiban menyediakan produk, memberikan komisi dan bonus, serta memberikan berbagai layanan yang telah dijanjikan.

4. Melakukan aktivitas penjualan produk

Setelah secara resmi menjadi member, maka tugas selanjutnya adalah melakukan aktivitas penjualan produk-produk perusahaan.

Biasanya, para member akan menawarkannya kepada orang-orang terdekat, dan penjualannya pun sebagian besar terjadi secara face to face atau personal selling.

Para member akan melancarkan aksi penjualan dengan merujuk pada pedoman yang telah diberikan oleh perusahaan: dengan menjelaskan informasi produk dan meyakinkan akan manfaat, keunggulan, kualitas, dan kelebihan lainnya.

5. Membangun jaringan MLM

Selain bertugas menjual produk-produk perusahaan, para member juga bertugas merekrut member-member baru untuk mengembangkan jaringan penjualan seluas-luasnya.

Untuk memperoleh calon member baru, maka seorang member bisa melakukan berbagai strategi untuk mendapatkan prospek.

Dari mengembangkan jaringan seluas-luasnya, menjelajahi seluruh pasar, menemui orang-orang potensial, hingga dengan menampakkan diri sebagai agen.

Apabila seorang member berhasil mengembangkan jaringan dengan merekrut member baru, maka perusahaan akan memberikan berbagai imbalan seperti: komisi, bonus, potongan harga, serta insentif lainnya.

Intinya, strategi MLM bertumpu pada pengembangan jaringan yang dilakukan oleh member-member perusahaan. Semakin banyak member yang berhasil direkrut, maka jumlah penjualan produk perusahaan juga akan meningkat.

***

Bisa dibilang, sistem pemasaran MLM akan saling menguntungkan bagi perusahaan maupun member yang direkrut.

Bagi perusahaan, member tersebut akan menjadi tenaga pemasaran yang nantinya akan ikut terlibat dalam penjualan produk sekaligus membangun jaringan tenaga pemasaran baru.

Sementara bagi member, ia berhak mendapatkan komisi atau bonus dari setiap produk yang berhasil dijual. Di samping itu, bonus yang besar juga berhak ia dapatkan ketika ia berhasil merekrut member MLM baru.


Baca juga: Pengertian Business Plan, Tujuan, Komponen, dan Contohnya


Jenis-Jenis Sistem MLM

Dalam dunia MLM sendiri sebenarnya terdapat banyak jenis sistem marketing plan, dan setiap perusahaan MLM tentu memiliki sistem yang berbeda-beda.

Namun secara umum, jenis-jenis MLM dapat dikategorikan sebagaimana berikut:

1. Sistem Binary Plan

Sistem binary plan merupakan cara kerja perekrutan MLM dengan maksimal 2 orang yang nantinya membentuk 2 kaki atau frontline langsung.

Semakin seimbang jaringan tersebut, maka semakin besar pula bonus yang didapatkan. Sebaliknya, jika tidak ada keseimbangan, maka bonus-bonus tersebut justru akan mengalir ke perusahaan.

Sistem MLM binary plan ini seringkali diterapkan oleh banyak perusahaan di Indonesia karena dianggap lebih cepat berkembang. Selain itu, mitra niaga yang tergabung di dalamnya juga mendapatkan bonus yang relatif lebih besar.

Agar lebih mudah mendapatkan bonus, para mitra niaga perusahaan MLM yang menggunakan sistem ini biasanya akan menerapkan aturan dengan memberikan uang sebagai bonus dari hasil perekrutan mitra baru yang mereka ajak.

Kasarnya, sistem ini terkesan seperti memperjualbelikan orang secara halus.

Dan pada faktanya, penerapan sistem MLM seperti ini biasanya hanya memberikan bonus yang besar di tahap awal karier saja untuk memikat calon mitra bahwa menjalankan bisnis MLM ini sangat mudah.

Namun nyatanya, sistem MLM seperti ini lebih banyak menguntungkan para mitra yang sudah bergabung lebih awal.

Sistem ini oleh kalangan pebisnis MLM juga biasa disebut dengan istilah “KKS (kanan kiri seimbang)”, dan terkadang menjadi akronim dari “bina kanan kiri”.

Sistem binary awalnya muncul di tahun 1990-an sebagai modifikasi dengan tujuan menciptakan pasar baru.

Meskipun begitu, banyak orang beranggapan bahwa sistem ini sama seperti money game serta skema piramid.

2. Sistem Matrix

Sistem matrix pada MLM muncul untuk menyiasati sistem binary plan  karena dianggap money game oleh banyak orang.

Sistem matrix ini mengembangkan jaringannya dengan menerapkan konsep 3 frontline saja, begitu juga pengembangan di bawahnya.

3. Sistem Breakaway

Berbeda dengan kedua jenis di atas, sistem breakaway mengembangkan jaringannya dengan berfokus mendapatkan mitra sebanyak-banyaknya. Semakin banyak frontline-nya, maka semakin besar pula bonus yang diperoleh.

Namun, kelemahan utama dari sistem break away adalah seorang agen harus mengatur semuanya sendiri. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan mitra downline bisa melebihi posisi upline-nya.

Pada awalnya, bonus yang didapat oleh mitra baru akan kecil. Namun, bonus ini akan terus meningkat seiring dengan naiknya peringkat.

Biasanya, perusahaan MLM yang menerapkan sistem ini akan melakukan iming-iming bonus perekrutan, karena bonus member di awal kariernya sangat kecil.

Kelebihan dan Kekurangan Bisnis MLM

Setiap jenis bisnis pasti memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Masing-masing pasti ada iming-iming keuntungan yang besar. Namun nyatanya, di baliknya juga ada resiko dan kesulitan yang harus dihadapi.

Begitu pula dengan bisnis MLM. Meskipun sistem ini menjadi alternatif baru pada dunia bisnis, namun di dalam penerapannya tetaplah ada keunggulan dan kelemahan yang harus dihadapi perusahaan maupun mitra niaga yang terlibat di dalamnya.

Kelebihan Bisnis MLM

  1. Bisnis MLM bisa menjadi penghasilan pasif (passive income) yang cukup menjanjikan. Kerja sekali, namun berpotensi untung berkali-kali lipat.
  2. Modal yang kecil. Biaya yang dibutuhkan untuk bergabung sebagai member MLM terbilang sangat kecil ketimbang bisnis lainnya.
  3. Mendapatkan keterampilan baru. Bisnis MLM memungkinkan para member-nya untuk melatih skill komunikasi untuk merekrut mitra baru (downline).
  4. Waktu kerja yang fleksibel, bisa dilakukan kapan saja.

Kelemahan Bisnis MLM

  1. Member MLM belum bisa dikatakan sebagai pengusaha, karena mereka sebenarnya berada di dalam suatu hierarki yang rumit, di mana mereka hanya memiliki kendali yang sedikit atau bahkan tidak sama sekali.
  2. Sistem MLM dapat berpotensi menimbulkan efek negatif pada sektor riil. Jika sudah terlalu banyak orang yang tergiur dengan kerja MLM, maka kegiatan pada sektor riil bisa terganggu, karena perputaran uang hanya berada pada lingkup perusahaan tersebut saja.
  3. Sistem MLM bisa membuat banyak orang tidak ingin berusaha dalam memutar modalnya dalam kegiatan bisnis di sektor riil.
  4. Keamanan uang para member yang berputar pada bisnis MLM tidak dapat dijamin oleh pemerintah, sehingga tidak ada jaminan apapun jika terjadi masalah.

Baca juga: Bisnis Ritel: Pengertian, Jenis-Jenis, Ciri-Ciri, dan Contohnya


Contoh Bisnis MLM Populer di Indonesia

1. Tupperware

Siapa yang tidak mengenal brand yang satu ini? Sepertinya, nama Tupperware sudah sangat familiar di telinga kaum ibu-ibu di Indonesia.

Tupperware merupakan perusahaan peralatan rumah tangga yang berasal dari Amerika. Berdiri sejak 1948, perusahaan ini bisa dibilang sebagai perusahaan MLM yang sangat tua.

Brand ini bahkan sangat hits di Indonesia, dimana pada tahun 2013 Indonesia menjadi pasar terbesar di dunia bagi Tupperware.

Hingga kini, masih banyak orang yang menggunakan produk-produk Tupperware dan pasarnya pun masih terbilang cukup besar di Indonesia.

2. Herbalife

Selain Tupperware, Herbalife juga menjadi salah satu perusahaan MLM yang populer di Indonesia.

Herbalife adalah perusahaan yang bergerak di bidang nutrisi dan weight management yang menyediakan produk-produk suplemen nutrisi dan perawatan kulit.

Perusahaan ini berdiri di Amerika sejak tahun 1980, dan kini sudah beroperasi di lebih dari 90 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

3. Oriflame

Oriflame merupakan perusahaan MLM asal Swedia yang menjual produk-produk kecantikan. Perusahaan ini sudah berdiri sejak 1967 dan telah bergerak dengan 3 juta member di lebih dari 60 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

***

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai MLM dan cara kerjanya. Dari pengertiannya, jenis-jenisnya, hingga contohnya di Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *