Menyajikan kumpulan contoh puisi mbeling dari seniman dan penyair ternama. Menginspirasi!
Pada mulanya, Puisi Mbeling merupakan nama sebuah kolom pada majalah Aktuil asuhan Remy Sylado yang berlaku pada tahun 1972-1973. Dibukanya kolom tersebut karena ketidakseimbangan antara kreativitas anak muda dalam menciptakan puisi dengan jumlah majalah sastra yang tersedia.
Pada tahun itu, cuma tersedia tiga majalah sastra yang tentu saja sangat memiliki keterbatasan dalam menampung karya-karya sastra anak muda. Di lain sisi, banyak karya-karya puisi anak muda yang tidak masuk karena bertabrakan dengan bermacam aturan dan harus bersaing dengan karya-karya penyair yang sudah memiliki nama besar.
Oleh sebab itu, maka dibuatlah sebuah kolom yang dinamai “Puisi mBeling” pada majalah Aktuil yang kelak berkembang menjadi puisi mbeling yang kita kenal tanpa aturan ini.
Baca juga: Kumpulan Puisi Wiji Thukul yang Tak Lekang Oleh Waktu
Pengertian Puisi mBeling

Puisi mBeling merupakan salah satu jenis puisi kontemporer. Kata mbeling berasal dari bahasa Jawa yang berarti nakal, susah diatur, memberontak. Sesuai dengan namanya, puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan-aturan pada penulisan puisi pada umumnya.
Dasar puisi mbeling adalah main-main, maka kata-kata tak perlu dipilih-pilih lagi. Maka kebanyakan puisi mbeling menggunakan kata-kata sindiran, olok-olok, ejekan, bahkan kritikan terhadap puisi yang kaku itu sendiri.
Puisi mbeling memiliki ciri-ciri mengutamakan unsur kelakar. Pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata, dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud yang disembunyikan (tersirat).
Kumpulan Contoh Puisi mBeling
Setelah kita memahami apa itu puisi mbeling, bagaimana asal usulnya, siapa pelopornya, bagaimana ciri-cirinya, maka kali ini akan kita sajikan sekumpulan contoh puisi mbeling dari para penyair.
Baca juga: Kumpulan Puisi Pendek dari Para Penyair Terkenal yang Menginspirasi
Daftar Isi
Puisi Mbeling Karya Remy Sylado

Yapi Panda Abdiel Tambayong, atau Yapi Tambayong, atau lebih dikenal dengan nama pena Remy Sylado, opa berusia 74 tahun asal Makassar ini merupakan sastrawan Indonesia pelopor puisi mbeling bersama Jeihan Sukmantoro dan Abdul Hadi WM.
Menurutya, tidak ada batasan dalam sastra. Setiap orang bisa membuat karya sastra. Dengan gerakan menulis seperti ini, ia menjadi pelopor puisi jenis baru, yaitu puisi mbeling yang memberontak dari aturan-aturan kaku dalam penulisan karya sastra.
Karya-karyanya banyak menyinggung masalah-masalah sosial, politik, bahkan mengkritik puisi penyair lain. Dengan bahasa yang lugas, puisi-puisinya justru menjadi lebih unik dan istimewa.
#1. Belajar Menghargai Hak Asasi Kawan – Remy Sylado
Belajar Menghargai Hak Asasi Kawan
Jika
laki mahasiswa
ya perempuan mahasiswi.Jika
laki saudara
ya perempuan saudari.Jika
laki pemuda
ya perempuan pemudi.Jika
laki putra
ya perempuan putri.Jika
laki kawan
ya perempuan kawin.Jika
kawan kawin
ya jangan ngintip.
#2. Menyingkat Kata – Remy Sylado
Menyingkat Kata
Karena
kita orang Indonesia
suka
menyingkat kata wr. wb.Maka
rahmat dan berkah Ilahi
pun
menjadi singkat
dan tak utuh buat kita.
#3. Presiden – Remy Sylado
Presiden
Presiden pertama
bermain mata dengan komunis.Presiden kedua
bermain mata dengan kapitalis.Presiden ketiga
bermain mata dengan presiden kedua.Presiden keempat
tidak mungkin bermain mata.
#4. Teks Atas Decrates – Remy Sylado
Teks Atas Decrates
Orang Perancis
berpikir
maka mereka ada
Orang Indonesia
tidak berpikir
namun terus ada
#5. Potret – Remy Sylado
Potret
Anak-anak berlari-lari, lalu
Bernyanyi, “Ambilkan bintang, Bu!” setelah itu
Berkata, “Pak, ‘bu, minta uangnya.”Semua terdiam tak memperhatikan
“Lapar, belum makan,” wajah memelas
100, 200, 500, 1000 rupiah
Senyumlah sang anak, ia pergi
Berlari bernyanyi kembali
Potret bangsa sore ini
#6. Nalam Tentang TIkus – Remy Sylado
Nalam Tentang Tikus
Berfoya-foya dianggapnya harus
demikian gaya hidup bini pejabat
Sejak suami berhenti jadi tikus
ia tak punya kesempatan mengerat
#7. Olahraga – Remy Sylado
Olahraga
olahraga
orang kota
mengangkat barbel
di fitness centreolahraga
orang desa
memacul tanah
di sawah ladangyang satu
mencari sehat
karena anjuran
yang lain
menemukan sehat
karena telanjur
Puisi mBeling Karya Yudhistira ANM Massardi

Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi. Lelaki berusia 65 tahun itu sudah menulis sejak di bangku SMP. Pada usia 16 tahun, tulisannya sudah mulai diangkat di kolom media massa.
Selain menulis cerpen, novel, dan drama, ia juga berpuisi dan sedikit menulis kritik dan essai. Kumpulan puisinya, Sajak Sikat Gigi, terpilih menjadi salah satu dari empat buku puisi terbaik tahun 1076-1977 versi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
#1. Sajak Sikat Gigi – Yudhistria ANM Massardi
Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbukaKetika ia terbangun di pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembaliDan dia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebihan-lebihan
#2. Sajak Hidup Menderita – Yudhistira ANM Massardi
Sajak Hidup Menderita
Sesuap nasi, selalu lewat begitu saja. Tanpa dikunyah
Tidak ada olahraga. Semua hanya persis dan habis. Dan tidak sehatsekarang hidup, tidak usah menulis. Banyak orang tak menerima surat
Tidak ada telegram. Tapi banyak hal lain yang lebih mengejutkantutup gelas tak boleh dibuka. Orang tak minum
Hidup begitu memang sulit. Lebih-lebih jika sakit
#3. Sajak Ingat Pada Ibu – Yudhistira ANM Massardi
Sajak Ingat Pada Ibu
Padahal dulu tak pernah terpikir
bahwa semua akan dialamiLalu sekarang, sesudah merasa dewasa
semua seperti membebani
Juga perasaan ingin berbakti ituMungkin akan tiba saatnya
Seorang anak, menangis di negri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapanDan akhirnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita tentang hidup senang serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng
#4. Seorang Orang – Yudhistira ANM Massardi
Seorang Orang
Seorang murid tak mau bertanya
gurunya mengunyah kembang-gula
Seorang gadis mendesak kawin
pacarnya mengancingkan celana
Seorang kondektur turun dari bis kota
para penumpang menjual karcis
Seorang wartawan membawa pancing
ikan-ikan pada mencibir
Seorang pegawai menolak gaji
kasir melepas kacamatanya
Seorang kawan menodongkan belati
kita semua merasa terancam!
#5. Jam – Yudhistira ANM Massardi
Jam
Selalu pada jam kita menengok
Mencari jarum untuk menjahit
Mengokohkan kancing baju atau merapikan potonganDengan jam di tangan, kita merasa perlente
Pergi ke toko dan memilih-milih, menawar dasiLantas kita melipat dompet, mencocokkan waktu
Dan tidak pernah merasa yakin
Sebab, waktu begitu mendesak, dan sepatu tak sempat disemir
#6. Tak Lari – Yudhistira ANM Massardi
Tak Lari
Ketika radio dimatikan
datanglah sepi yang terkenal itu
Sewaktu kopi dihabiskan
matilah lampu. Dan gelap yang terkenal itu datang juga
Padahal, kalau sepi janda-janda pada lari
kalau gelap, perawan-perawan juga lari, ke rumah kekasihnya
Akibatnya banyak orang bunting
lari tak bisa, tak lari tak bisa.
#7. Rasa Sekam – Yudhistira ANM Massardi
Rasa Sekam
Sungguh tak enak. Makan tak doyan
Minum tak haus. Tidur tak ngantuk
Lelah tak ngaso. Jujur tak benar
Brisik tak baik. Pergi tak tahan
Jalan tak lurus. Belok tak bisa
Lari tak aman. Diam tak kuat
Bangkit tak berani. Kompromi tak mau
Nyerah tak sudi. Brontak disikat.
Puisi mBeling Karya Jeihan Sukmantoro

Jeihan Sukmantoro, biasa dikenal sebagai Jeihan, lelaki Solo ini sebenarnya lebih dikenal sebagai seniman lukis Indonesia. Dikenal dengan gaya melukisnya yang figuratif dengan mata hitam dan warna sederhananya. Dialah pendiri Studio Seni Rupa Bandung.
Selain karya lukis, ia juga menjadi salah satu pelopor Puisi mBeling di tahun awal kemunculannya, 1970-an. Puisi-puisinya juga sempat dipublikasikan di majalah Aktuil dan Pop serta beberapa media lainnya.
#1. Nelayan – Jeihan Sukmantoro
Nelayan
Di tengah laut
Seorang nelayan berseru
Tuhan bikin laut
Beta bikin perahu
Tuhan bikin angin
Beta bikin layarTiba-tiba perahunya terguling
Akh,
Beta main-main
Tuhan sungguh-sungguh
#2. Panggilan – Jeihan Sukmantoro
Panggilan
NARKO
TIKNO
NARKOTIK
NO!
#3. Mata – Jeihan Sukmantoro
Mata
seorang dokter mata menguji penglihatan seorang pasien
dan berkata, baca ini:Z A M A N K I T A
si pasien kemudian membacanya:
Z A M A N G I L A
maka sang dokter memberinya kacamata super jengkol
#4. Kembali – Jeihan Sukmantoro
Kembali
dari gumpalan tanah
jadi gumpalan darah
jadi gumpalan nanah
dari tanah ke tanah
#5. Kita Kita – Jeihan Sukmantoro
Kita Kita
laut adalah kehidupan
perahu adalah kita
kita perlu tahu gelombang
pasang surut
kita perlu tahu keseimbangan
agar selamat
#6. Malam – Jeihan Sukmantoro
Malam
langit malam
bumi malam
laut malamtiba-tiba
terbakar
leleh!1972
#7. Bandung – Jeihan Sukmantoro
Bandung
dung
dung
dunggunung gunung
kampung kampung
gedung gedungdung
dung
dungmesjid agung
gedung merdeka
cicadas (tempatku)dung
dung
dunghari terang
bunga kembang
burung terbang
degung (kusuka)dung
dung
dungbangun
bandung!1981
***
Baca juga: Kumpulan Puisi Karya Sapardi Djoko Damono Paling Menyentuh
Sekilas penjelasan sejarah, pengertian, sampai contoh puisi mbeling dari beberapa seniman dan penyair ternama telah usai kita rangkum dalam satu halaman. Tentu saja satu halaman ini tak akan mampu menampung seluruh karya puisi mbeling dari banyak penyair. Maka lanjutkan dengan membaca!
Inilah kumpulan contoh puisi mbeling dari beberapa penyair ternama. Semoga menginspirasi!