Menyajikan kumpulan puisi pendek dalam berbagai tema dari para penyair terpandang.
Widji Thukul dengan lantangnya menyuarakan kemanusiaan lewat puisi-puisinya. Chairil Anwar banyak menulis soal prinsip-prinsip kehidupan melalui puisi. Taufiq Ismail Menceritakan kejadian negeri sekaligus sikapnya melalui bai-bait yang ditulisnya.
Puisi merupakan salah satu media untuk mengungkapkan ide, pemikiran, cerita, sampai kritik sindiran terhadap sebuah fenomena. Siapapun bebas mengungkapkan idenya. Melalui puisi salah satunya, atau melalui apapun.
Tentu, membuat puisi membutuhkan ide dan inspirasi. Sebelumnya, telah kita sajikan kumpulan puisi karya Chairil Anwar dan Pak Sapardi. Kali ini, akan kita simak kumpulan puisi pendek karya penyair-penyair terpandang yang bakal memicu munculnya inspirasi!
Daftar Isi
Puisi Tentang Ketuhanan

Di luar sana, biasanya pada momen-momen bulan Ramadhan, banyak musisi merilis album-album religi. Dengan menyebut keagungan tuhan, menyanyikan lirik-lirik sholawat, atau menyisipkan nilai-nilai agama dalam lirik-lirik lagu.
Puisi tak berbeda jauh. Banyak penyair menjadikan nilai-nilai agama sebagai sumber inspirasi dalam berkarya. Barangkali berpuisi menjadi salah satu cara dalam berdoa, mengingat kuasa tuhan, atau berkeluh kesah akan kelemahan dirinya dalam menghadapi cobaan.
#1. Doa – Chairil Anwar
Doa
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamuBiar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruhcayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhanku
aku hilang bentuk
remukTuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
#2. Sajadah Panjang – Taufiq Ismail
Sajadah Panjang
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila matiAda sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsiMencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hambaAda sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya.
#3. Keluhan – Mustofa Bisri
Keluhan
Tuhan, kami sangat sibuk.
#4. Gumamku ya Allah – W.S. Rendra
Gumamku ya Allah
Angin dan langit dalam diriku,
gelap dan terang di alam raya,
arah dan kiblat di ruang dan waktu,
memesona rasa duga dan kira,
adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!Serambut atau berlaksa hasta
entah apa bedanya dalam penasaran pengertian.
Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.
Umat manusia tak ada yang juara.
Api rindu pada-Mu menyala di puncak yang sepi.Semua manusia sama tidak tahu dan sama rindu.
Agama adalah kemah para pengembara.
Menggema beragam doa dan puja.
Arti yang sama dalam bahasa-bahasa berbeda.
#5. Jadi – Sutardji Calzoum Bachri
Jadi
tidak setiap derita
jadi luka
tidak setiap sepi
jadi duri
tidak setiap tanda
jadi makna
tidak setiap makna
jadi ragu
tidak setiap jawab
jadi sebab
tidak setiap jangan
jadi pegang
tidak setiap kabar
jadi tahu
tidak setiap luka
jadi kaca
memandang Kau
pada wajahku
Puisi Tentang Perjuangan

Nilai-nilai perjuangan memang perlu didramatisir melalui bait-bait puisi. Bagaimana tema perjuangan sangat identik dengan pengorbanan para pahlawan pendiri bangsa.
Chairil Anwar sempat mengingatkan kita semangat Diponegoro mengusir penjajah. Sitor Situmorang merekam peristiwa proklamasi melalui Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari miliknya. Widji Thukul meneriakkan semangatnya dalam menyuarakan kebenaran.
#1. Diponegoro – Chairil Anwar
Diponegoro
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.Sekali berarti
Sudah itu mati.MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindasSesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.Maju.
Serbu.
Serang.
terjang
#2. Atas Kemerdekaan – Sapardi Djoko Damono
Atas Kemerdekaan
kita berkata : jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya : langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawalaterjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tibasebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu :
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah
#3. Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari – Sitor Situmorang
Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari
Sederhana dan murni
Impian remaja
Hikmah kehidupan
berNusa
berBangsa
berBahasa
Kewajaran napas
dan degub jantung
Keserasian beralam
dan bertujuan
Lama didambakan
menjadi kenyataan
wajar, bebas
seperti embun
seperti sinar matahari
menerangi bumi
di hari pagi
Kemanusiaan
Indonesia Merdeka
17 Agustus 1945
#4. Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu – Widji Thukul
Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu
apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
apa gunanya banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong
dengan kaum cukong
di desa-desa
rakyat dipaksa
menjual tanah
tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah
apa guna banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
#5. Musium Perjuangan – Kuntowijoyo
Musium Perjuangan
Susunan batu yang bulat bentuknya
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di atas meja
menanti putusan pengunjungnya.Aku tahu sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut cintanya
dan tak pernah kembaliBukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan semboyan
Merdeka atau Mati.Ingatlah, sesudah sebuah perang
selalu pertempuran yang baru
melawan dirimu.
Puisi Tentang Ibu

Kasih sayang ibu memang tak terhingga sepanjang masa. banyak memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia. Kurang afdhol rasanya kalau kumpulan puisi pendek tak ada tema kasih sayang ibu.
#1. Kepada Bunda – Sanusi Pane
Kepada Bunda
Terkenang di hati mengarang sari,
Yang kupetik dengan berahi
Dalam kebun jantung hatiku,
Buat perhiasan Ibunda-Ratu.
#2. Ibuku Dahulu – Amir Hamzah
Ibuku Dahulu
Ibuku dehulu marah padaku
diam ia tiada berkata
aku pun lalu merajuk pilu
tiada peduli apa terjadi.Matanya terus mengawas daku
walaupun bibirnya tiada bergerak
mukanya masam menahan sedan
hatinya pedih kerana lakuku.Terus aku berkesal hati
menurutkan setan, mengkacau-balau
jurang celaka terpandang di muka
kusongsong juga – biar cedera.Bangkit ibu dipegangnya aku
dirangkumnya segera dikucupnya serta
dahiku berapi pancaran neraka
sejuk sentosa turun ke kalbu.Demikian engkau;
Ibu, bapa, kekasih pula
berpadu satu dalam dirimu
mengawas daku dalam dunia.
#3. Hari Ibu – Andy Sri Wahyudi
Hari Ibu
Ibu, aku tak cukup lelaki menjadi ibu.
#4. Ranjang Ibu – Sutardji Calzoum Bachri
Ranjang Ibu
Ia gemetar naik ke ranjang
sebab menginjak ranjang serasa menginjak
rangka tubuh ibunya yang sedang sembahyang.
Dan bila sesekali ranjang berderak atau berderit,
serasa terdengar gemeretak tulang
ibunya yang sedang terbaring sakit.
#5. Kelambu dan Lampu Sentir – Anjani Kanastren
Kelambu dan Lampu Sentir
Lemari tua itu, masih ada di pojok ruang
Dulu waktu kecil
Aku senang sembunyi di belakangnyaRuangan itu masih menyimpan kenangan
Meski tak ada lagi kelambu dan lampu sentir
Yang dulu selalu eyang pasang
Menjelang maghribSemua telah tiada
Ditelan waktu
Tapi dalam kenanganku
Semua segar membayang
Bagai baru usai kemarinAku termangu di ruang bisu
Anganku hadir
Andai aku kembali kecil.
Puisi Tentang Alam

Alam selalu memberikan pelajaran bagi manusia. Gunung-gunung, biru lautan, angin sejuk, hehijauan hutan, selain memberikan kompleksitas kecantikan alam, namun bisa juga menjadi perantara tuhan untuk memberikan peringatan.
#1. Hujan Bulan Juni – Sapardi Djoko Damono
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itutak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itutak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
#2. Biru Bukit, Bukit Kelu – Taufiq Ismail
Biru Bukit, Bukit Kelu
Adalah hujan dalam kabut yang ungu
Turun sepanjang gunung dan bukit biru
Ketika kota cahaya dan dimana bertemu
Awan putih yang menghinggapi cemaraku.Adalah kemarau dalam sengangar berdebu
Turun sepanjang gunung dan bukit kelu
Ketika kota tak bicara dan terpaku
Gunung api dan hama di ladang-ladangku.Lereng-lereng senja
Pernah menyinar merah kesumba
Padang ilalang dan bukit membatu
Tanah airku.
#3. Sajak Matahari – W.S. Rendra
Sajak Matahari
Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.Matahari adalah cakra jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !
#4. Lereng Merapi – Sitor Situmorang
Lereng Merapi
Kutahu sudah, sebelum pergi dari sini
Aku akan rindu balik pada semua ini
Sunyi yang kutakuti sekarang
Rona lereng gunung menguap
Pada cerita cemara berdesir
Sedu cinta penyair
Rindu pada elusan mimpi
Pencipta candi Prambanan
Mengalun kemari dari dataran ….Dan sekarang aku mengerti
Juga di sunyi gunung
Jauh dari ombak menggulung
Dalam hati manusia sendiri
Ombak lautan rindu
Semakin nyaring menderu ….
#5. Malam Laut – Sudarto Bachtiar
Malam Laut
Karena laut tak pernah takluk, lautlah aku
Karena laut tak pernah dusta, lautlah aku
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembaliAh malam, gumpalan cahaya yang selalu berubah warna
Beginilahh jika mimpi menimpa harapan banci
Tak kusangka serupa dara
Sehabis mencium bias menderaKarena laut tak pernah takluk, mereka tak tahu aku di mana
Karena laut tak pernah dusta, ku tak tahu cintaku di mana
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali
Puisi Tentang Cinta (Romansa)

Entah kenapa tema percintaan menjadi tema yang selalu laris. Dramatisir percintaan dalam film, lagu, cerita novel yang kebanyakan sangat kontras dengan dunia nyata, selalu menjadi primadona di kalangan anak muda.
Namun tak selamanya cinta harus berupa sepasang lelaki cebol dan wanita cantik. Para penyair banyak mendeskripsikan arti cinta yang sebenarnya.
#1. Aku Ingin – Sapardi Djoko Damono
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abuAku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
#2. Lagu Gadis Itali – Sitor Situmorang
Lagu Gadis Itali
Buat Silviana Maccari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemputlah abang di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Sedari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Andai Abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati
Batu tandus di kebun anggur
Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur
#3. Cinta yang Agung – Kahlil Gibran
Cinta yang Agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..Apabila cinta tidak berhasil
…Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanyaOrang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
#4. Malam Rabiul Awal – Remy Sylado
Malam Rabiul Awal
Kuingin
Malam-malam bersua denganmu
Kala hujan turun
Membasah kalbu.Ia sempurna
Tapi bukan dewa
Bukan juga Pencipta
Ia manusia seperti kita.Kuingin
Malam-malam bersua denganmu
Kala hujan turun
Membasah kalbu.
#5. Surat Cinta – Goenawan Mohamad
Surat Cinta
Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa sajaBukankah surat cinta ini berkisah
berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya.
Puisi Tentang Guru dan Pendidikan

Guru menjadi semacam orang tua kedua dalam kehidupan. Mereka membimbing bagaimana caranya hidup sebagai manusia. Mengajari tentang benar dan salah, baik dan buruk, halal dan haram.
#1. Guruku – Mustofa Bisri
Guruku
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?
#2. Guru – Kahlil Gibran
Guru
Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kataSebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain
#3. Bintang – Chairil Anwar
Bintang
Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku ‘tuk melihatBahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinyaKamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandaiKamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemuAku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang
#4. Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua – Taufiq Ismail
Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua
Pada Anaknya Berangkat Dewasa
Jika adalah yang harus kaulakukan
Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikanIalah ang bernama keyakinan
Jika adalah yang harus kau tumbangkan
Ialah segala pohon-pohon kezaliman
Jika adalah orang yang harus kauagungkanIalah hanya Rasul Tuhan
Jika adalah kesempatan memilih mati
Ialah syahid di jalan Ilahi.
#5. Dengan Puisi, Aku – Taufiq Ismail
Dengan Puisi, Aku
Dengan puisi aku bernyanyi…
Sampai senja umurku nanti..
Dengan puisi aku bercinta…
Berbaur cakrawala…Dengan puisi aku mengenang…
Keabadian Yang Akan Datang…
Dengan puisi aku menangis…
Jarum waktu bila kejam mengiris..Dengan puisi aku mengutuk…
Napas jaman yang busuk…
Dengan puisi aku berdoa..
Perkenankanlah kiranya…
Baca juga: Macam-Macam Majas dan Contohnya, Beserta Penjelasan Lengkap
wahh alhamdulillah ,,berkat artikel kakak saya bisa menyelesaikan tugas kuliah saya. terima kasih kak.
semoga sukses dan terus berkarya kak
perkenalkan nama saya Astrid Fajriyanti Fadillah ISB Atmaluhur
Hah? Kok pwisi saya Sampek sini sih..padahal saya kan nggak terkenal kayak bapak-bapak tsb datas? Bin geli aja dech..Kekwkwkw…
Waw, keren semua. Wah ada pula nama Mas Andy Eswe (Andi Sri Wahyudi) teman baik saya. Turut bangga.
kak mau nanya kenapa orang pembuat puisi itu dikatakan penyair.setiap ada lomba sekolah aku yang dipilih untuk buat puisi.ya,sih aku memang setiap hari kalau tidak ada kerjaan di sekolah sering buat puisi sembarangan tetapi aku malah terpilih juara kelas penyair puisi waktu hari guru