Kumpulan 20 Lagu Daerah Jawa Timur

Menghimpun 20 lagu daerah Jawa Timur paling terkenal. Mencakup lagu daerah Madura dan sekitarnya.

Soal kesenian musik, wilayah Jawa Timur memiliki kumpulan lagu daerah dengan ciri khas dan karakter sendiri. Meskipun didominasi masyarakat Jawa, Jawa Timur juga menyimpan berbagai suku bangsa yang cukup beragam, sehingga tidak semua lagu daerah Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa.

Wilayah Jawa Timur di sini juga mencakup wilayah kepulauan Madura. Rupanya masyarakat Madura sendiri juga memiliki cukup beragam lagu daerah yang bahkan sampai mendominasi dalam daftar ini.

Dilansir dari sindunesia.com, lagu daerah Jawa Timur juga ada yang terkenal hingga skala nasional. Sebut saja lagu Rek Ayo Rek dan Tanjung Perak yang sempat dipopulerkan oleh almarhum Didi Kempot.

1. Gai Bintang

Geik bintang ale’ gegger bulan
Pagei’na janor koneng
Kaka’ elang ale’ sajan jeu
Pajeuna gan lon-alon

Lea letes
Kembang kates
Lea letes
Tocca’ toccer

Geik bintang aduh lek
Gegger bulen aduh kak
Pageikna aduh lek
Jenor koning

Kakak elang aduh lek
Sajen jeuh aduh kak
Pajeunah aduh lek
Gen lon-alon

Gai Bintang merupakan lagu daerah Madura cukup terkenal hingga daerah-daerah lain. Meskipun dengan lirik yang pendek, lagu ini mengandung makna dan pesan-pesan yang cukup mendalam.

Dalam bait pertama lagu ini, Gai Bintang bercerita tentang upaya mengambil bintang di langit menggunakan janur kuning. Bukannya bintang yang didapat, malah bulan yang jatuh.

Bintang merupakan benda langit yang letaknya sangat jauh dari bumi, yang bahkan lebih jauh dari bulan. Sudah cukup umum diketahui, bintang merupakan simbol keinginan dan cita-cita.

Meskipun kita sudah berusaha sekuat mungkin untuk menggapai cita-cita yang kita inginkan, kadang apa yang kita dapat tidak sesuai dengan yang kita cita-citakan. Meskipun kita bercita-cita menggapai bintang, namun hanya bulan yang kita dapat atas hasil usaha kita.

Di situ, kita dianjurkan untuk introspeksi. Mungkin saja usaha kita belum maksimal, atau cara yang kita tempuh belum tepat, atau mungkin saja kita diuji untuk bersyukur atas apapun yang kita dapatkan.


Baca juga: Mengulas 20 Lagu Daerah Jawa Tengah Beserta Maknanya


2. Kembang Malathe

Kembang malate pote
Beuna ro’om ngapencote
Gi buru e pettek deri taman sare
Ropana jaggar tor asre

Ta’ seddhe’ akadhi malate
Menangka pangesto
Kaator ka potre
Sa saddha’ akadhi malate

Kembang Malathe merupakan lagu daerah Jawa Timur yang tepatnya berasal dari Madura. Lagu yang menceritakan tentang keindahan bunga melati ini diciptakan oleh Abd Moeid Qowey.

Dalam lagu tersebut, digambarkan bunga melati memliki rupa yang indah segar nan alami. Aromanya yang juga harum semerbak sehingga menjadi disukai banyak orang. Bunga ini juga diceritakan sebagai tanda cinta kepada seorang putri karena segala keindahannya tersebut.

3. Keraban Sape

Saban taone Madura latan te rame
Banya kelaban badana kerraban sape
Banya rang manca pada datang dari jauna
Bade nenggu a kerraban sape madura
E eeee sape buru duli buru
E eeee sape menggir duli menggir
E eeee sape buru duli buru
E eeee sape menggir duli menggir

Seperti pada judulnya, lagu ini menggambarkan sebuah pertunjukan karapan sapi. Secara bahasa, Keraban Sapi berarti karapan sapi, yaitu semacam budaya perlombaan balap sapi yang biasa diselenggarakan oleh masyarakat Madura.

4. Rek Ayo Rek

Rek ayo rek mlaku mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek rame rame bebarengan
Cak ayo cak sopo gelem melu aku
Cak ayo cak nggolek kenalan cah ayu

Ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto
Masio mung senggal senggol ati lego
Sopo ngerti nasib awak lagi mujur
Kenal anake sing dodol rujak cingur

Jok dipikir kon podho gak duwe sangu
Jok dipikir angger podho gelem mlaku
Mangan tahu jok dicampur nganggo timun
Malam minggu gak apik digawa nglamun

Lagu ini cukup terkenal di kalangan masyarakat Jawa Timur maupun luar Jawa Timur, apalagi setelah dipopulerkan oleh penyanyi campursari asal Solo, Didi Kempot.

Rek Ayo Rek termasuk dalam daftar lagu daerah Jawa Timur yang diciptakan oleh Is Haryanto. Lagu ini berisi tentang ajakan jalan-jalan menelusuri Kota Surabaya dan mencari kesenangan bersama teman-teman.

Lagu ini mengandung pelajaran seputar pertemanan dan kebersamaan. Berkumpul bersama teman-teman dapat menghilangkan perasaan kalut dan membawa perasaan riang. Meskipun tanpa uang sekalipun, bersama teman-teman kita dapat menikmati segala hal dengan keterbatasan yang ada.

5. Tondu’ Majang (Tanduk Majeng)

Ngapote wa lajara etangale
Reng majang tantona la pada mole
mon tengghu dari ambet da jhalanna
Ma’se bannya’a ongghu ollena

Du… mon ajhalling odi’na oreng majangan
Abhantal omba’ sapo’ angen salanjhanga

Ole… olang paraona alajara
Ole…olang alajara ka Madhura

Reng majang bannya’ ongghu bhabhajana
Kabhilang alako bhandha nyabana

Ole… olang paraona alajra
Ole… olang alajara ka Madhura

Banyak yang menuliskan judul lagu ini dengan Tanduk Majeng. Padahal, kata tanduk berarti tanduk dalam bahasa Indonesia dan tidak ada kaitannya dengan konteks lagu ini.

Adapun ejaan judul yang benar adalah Tondu’ Majang. Kata tondu’ sendiri berarti “tiba” atau “datang”. Maka tepatlah judul lagu ini Tondu’ Majang karena lirik lagu ini menceritakan tentang kedatangan nelayan dari mencari ikan.

Lebih rincinya, lagu Tondu’ Majang menceritakan tentang kehidupan nelayan pada masyarakat pesisir Madura. Kehidupan mereka amatlah keras karena harus berhadapan dengan banyak marabahaya di laut.

Merekan harus rela mempertaruhkan nyawa untuk menghidupi keluarga yang ditinggalkan di rumah. Tidak jarang pula para nelayan harus tinggal berhari-hari di perahu demi menghasilkan ikan yang banyak.

6. Bapak Tane

 Pajjer lagu arena pon nyonara
Bapak tani se tedung pon jege e
Ngala’ are solandhu tor capenga

Ajelena ghi sarat kawajiban
Atatamen mabennya hasil bumina
Mama’mur nagerena tor bengsana

7. Lindri

Lindri adhang telung pithi lawuhe bothok teri
Ahitutul mak enet enet
Ahiemplok plok amak telep
Pacak gulu cingkring adhuh yayi sendhal pancing
Adhidhangkre krek adhidhangkrek krek gung

Lindri merupakan termasuk dalam daftar lagu daerah Jawa Timur. Lagu ini mengajarkan agar menerima rezeki apa adanya dan mensyukurinya sekecil apapun itu.

8. Grimis-Grimis (Banyuwangi)

Grimis-grimis malem Kemis
Ayo kemulan ben aja kademen
Musime rendeng rata rata kabeh ‘dha kadhemen
Ati lamis, ulat manis yen adep-adepan
Mesam mesem katon ayem ora nduwe dendem
Yen satriya terus terang
Aja seneng nyacat uwong yen saka mburine

9. Tanjung Perak

waktu terang bulan, udara bersinar terang
teranglah sekali di kotalah Surabaya
belum berapa lama saya duduk dengan bimbang
datang kawan saya si gendut itu namanya
mari mari mari kita pergi tanjung perak
panggil satu taksi kita soraklah bersorak

tanjung perak tepi laut
siapa suka boleh ikut
bawa gitar keroncong piul
jangan lupa bawa anggur
tanjung perak tepi laut

10. Ker Tanoker

Ker-tanoker, dimma bara’ dimma temor
Ker-tanoker, sapa nyapa kaadha’ lanjang omor
Ker-tanoker jambuna massa’ saseba’
Ker-tanoker lagguna nyapa kaadha’
Ker-tanoker jambuna massa’ sapennay
Ker-tanoker lagguna nyapa e songay
Ker-tanoker jambuna massa’ sacorong
Ker-tanoker lagguna nyapa e lorong
Ker-tanoker jambuna massa’ pagar
Ker-tanoker lagguna nyapa e langgar’

Dalam bahasa Madura, tanoker adalah kepompong seekor ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu. Kepompong inilah yang biasa dijadikan anak-anak sebagai alat bermain.

Sebelum mengeras, ujung kepala tanoker ini sedikit lembek. Jika mendengar suara, ujung yang berbentuk memanjang ini akan bergerak-gerak kanan-kiri atau depan-belakang.

Dalam kebiasaan anak-anak Msedang Madura, permainan ini biasa dilakukan ketika ada anak yang sedang berselisih dengan temannya sampai-sampai tidak saling bertegur sapa, atau dalam bahasa Madura disebut soker.

Anak-anak yang berselisih tersebut sebenarnya ingin menyapa, namun masing-masing merasa malu untuk menyapa duluan.

Ketika salah satu anak sudah tidak tahan ingin menyapa karena tidak punya teman untuk bermain, maka anak tersebut akan mencari tanoker. Melihat temannya mencari tanoker, mana anak yang satunya juga akan berlari mencari tanoker pula.

Ketika masing-masing sudah memiliki seekor tanoker, kedua anak tersebut lalu nangkring di pagar rumah masing-masing. Sambil memainkan tanoker-nya masing-masing, mereka akan saling sahut-menyahut menyanyikan syair Ker Tanoker ini. Di saat itulah, kedua anak yang berselisih tersebut akan mulai bertegur sapa dan bermain bersama lagi.

11. Dhe Nong Dhe Ne Nang

Dhe’ nong dhe’ ne’ nang
Nanganang nganang nong dhe’
Nong dhe’ ne’ nang jaga jaggur
La sayomla haeto lillah
Ya amrasol kalimas topa’
Haena haedhang haena dhangkong
Pangantanna din ba’aju din tamenggung

Ayola’ yole nengkong abli pole ngantol
Koddu’ pace pacenan, langsep buko lon alon
Pangantan ka’imma pangantan
Mantan loji pamaso’a ka karaton
Bu’ saeng lema’, bu’ saeng lema’
Aeng tase’ bang kambangan
Dhu panarema, dhu panarema
Balanjana saare korang

Bidaddari le’ bidaddar kong
Nase’ obi le’ kowa lurking
Ban-gibannna le’ nase’ jagung
Pangerengga le’ pate’ buttong
Ya, hadirin tore so’onnagi
Paneka pangantan sopaja kengeng salamet
Ya salam, ya salam

Kitab suci dah lama-lamanya
Kini pengantin lah tiba lah tiba
Kepada kawan-kawanku semua
Mudah-mudahan berjumpa lagi

Tan-taretan sadajana e dalem somana
Di sana e ka’dinto Karangduwek nyamaepon
Nyara taretan abadi kacintaan abadi kanesseran
Olle tetep Islam ban Iman

Jam yuju jam delapan, ana’ serdadu mekol senapan (dar)
Yam berana’ etekla ayam pengantin baru sudah berjalan

Tette ajam bindhara, pangantan ka’ imma pangantan
Pangantanna din ba’aju din tamongkong

Jas Turki pakaian celana puti
Aan’ ayam berani mati, jas turki sudah mati

La bu’na mela, ajam pote
Cocco’ sengkang e soro pajikaran

Dhe Nong Dhe Ne Nang adalah sebuah syair yang digunakan dalam permainan tradisional Tan-Pangantanan, yaitu permainan pengantin-pengantinan yang biasa dilakukan oleh anak-anak Madura.

Permainan ini biasa dimainkan setelah masa panen, setelah anak-anak membantu panen di sawah. Mereka secara spontan akan membagi dalam dua kelompok, kelompok mempelai perempuan dan kelompok mempelai laki-laki.

Masing-masing kelompok lalu berlomba-lomba merias mempelai yang telah ditentukan sebaik mungkin dengan menggunakan peralatan dan bahan-bahan yang sederhana. Hiasan yang dipakai bisa berupa kain panjang yang dililitkan ke tubuh masing-masing mempelai.

Setelah keduanya siap, mereka lalu mempertemukan kedua pengantin dan mengaraknya keliling desa, dari kampung ke kampung. Arak-arakan ini biasanya mampu menyedot perhatian warga desa yang dilewati, sehingga iringan pengantin tersebut semakin panjang karena diikuti penonton lainnya, terutama anak-anak.

Sambil mengarak kedua pengantin, para pengiring tersebut akan melantunkan syair Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang.

12. Set-Seset Maloko

Set-seset maloko’
Iya tompe, iya bu’bu’
Tompena bagi ka mama’na
Bu’ bu’na bagi ka embu’na

Seset adalah sejenis serangga yang biasa beterbangan pada pergantian dari musik hujan ke musim kemarau, atau biasa dikenal dengan capung. Nyanyian ini biasanya disenandungkan oleh seorang ibu sambil menyuapi anaknya dalam gendongannya.

Lagu ini juga biasanya dinyanyikan oleh anak-anak yang sedang bermain layang-layang. Anak-anak biasanya akan menyanyikan lagu ini dengan maksud memanggil angin untuk menerbangkan layang-layang.

13. Lir-Saalir

Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung

Sapa neka se ngombhi’ tarnya’
Lengcelleng lebbha’ buwana
Sera dhika ka’ se andhi’ ana’
Ethengpantheng seddha’ robana

Mano’ poter le’ nongko’ eperreng
Mon somorra bhabhana nangka
Ma’ neserra le’ dha’ oreng laen
Mon ghi’ bhada omorra dhika

Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung

Temon ngodha ecampor bhilla
Aeng taman bhaddhai pelteng
Lamon dhika ka’ neser ka bhula
Jha’mesemman dha’ oreng laen

Sattanannga mon esassa’a
Eserbhitha noro’ lorong
Dhu emanna le’ ekapesa’a
Ampon abhit se along polong

Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung
Lir sa alir lir sa alir alir a lirghung

Lir Saalir merupakan lagu daerah Jawa Timur, khususnya Madura. Lagu ini cukup terkenal dan suka dinyanyikan oleh anak-anak ketika bermain. Lirik lagu ini sangat sederhana, namun setiap baitnya dianggap mengandung nilai kearifan yang cukup mendalam.

Lagu ini memberikan pesan kepada semua orang agar senantiasa berbuat sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Hal ini berkaitan dengan interaksi sosial di masyarakat, dimana setiap orang dalam masyarakat suka membandingkan diri dengan orang lain.

Lir Saalir memberikan wejangan agar tidak memaksakan diri meniru atau berusaha mengungguli orang lain yang lebih memiliki kelebihan finansial dan materi, ini menyangkut dalam penyelenggaraan hajatan atau perhelatan.

Intinya, kalau tidak mampu maka tidak usah dipaksakan menyelenggarakan hajatan yang besar. Tidak perlu gengsi untuk memberikan kontribusi yang sederhana sesuai dengan kemampuan diri.

14. Ko Soko Bibir

ko soko bibir
jurat jurit
komenneran
sakomel saksal
sakomel seksel
re’ kere’ mekol pangonong
garuggak nyodue tajin
jin sasodhu, nas palotan
palotan campore oto’
oto’ bigina palotan

15. Resere Penang

Mon temon buko
bungkona lonta’ lonteng
ambet tatta’, ambet tetteng
mon ta’ soka ja’ nyaletheng
kalellan nyono’ kai’iya

16. Daddalian

Daddali li’ daddalkung
bi’ Sali li’ juwal mennya’
mennya’ nape le’ mennya’ lantung
lantung nape li’, lantung tunggi
gil nape li’, gil-gilbut
but nape li’ but bujel
jel nape li’, jal gaddhang
dhang nape li’, dhang bigi
gi nape li’ gigibang
bang nape li’, bangbangkong
Daddali li’ daddalkung
nase’ obi li’ gangan lurkung
andhi’ ana’ li’ neng settung
e pokola li’ tako’ potong
bu’ salwi li’ dagang mennya’
mennya’ nape li’, mennya’ lantung
porop nape li’, porop jagung
jagung nape li’, jagung kupung

daddali kacung, daddali
pandhanna rampa’ romben
abali kacung abali
parabâna nyandhak odheng
liya lites, kembang ates, tocca’ toccer

17. Jan Anjin

Jan anjin lang kocipla’ lan koceblung
Ngala’ aéng badai bagung
Kapandiya jaga tedhung
Ta’ cipla’ ciblung

18. Lar Olar Kalarjang

Lar kolarjang
kolarjang ngekke’a bunto’
ekasambel ekajuko’
kalemmar matana juko’
jantu!


Baca juga: Mengenal 10 Lagu Daerah Banten beserta Lirik dan Maknanya


19. Jembatan Merah

Jembatan merah sungguh gagah
berpagar gedung indah
Sepanjang hari yang melintasi
silih berganti

Mengenang susah hati patah
ingat zaman berpisah
Kekasih pergi sehingga kini
belum kembali

Biar jembatan merah
andainya patah akupun bersumpah
Akan kunanti dia disini
bertemu lagi

Lagu Jembatan Merah adalah sebuah lagu keroncong gubahan seorang maestro keroncong Indonesia, Gesang Martohartono. Lagu ini memiliki kaitan dengan peristiwa pertempuran 10 November antara arek-arek Surabaya dengan Belanda.

Lagu ini menceritakan kisah perpisahan seorang wanita yang melepas kepergian kekasihnya untuk berjuang di medan pertempuran.


Baca juga: Kumpulan 20 Lagu Daerah Maluku beserta Maknanya


20. Po Kopo Ame Ame

Po’ kopo’ ame-ame
tallam menta’ kopo’
sabelluna ana’ patme
samalem dhudhu’ mokka susu
susuna lemma’ manis
jenten ereng plappa mora
cangkele’ cangkelongan
thok pathok kaju kalompang
sang ale’ aro’oman
tot patot daddi komantan

Referensi:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *