Menelusuri kesenian tari Seblang dari Banyuwangi, mulai dari serajahnya, properti, hingga makna di balik setiap gerakannya.
Suku Osing adalah suku yang mendiami salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi. Mereka memiliki kesenian yang disebut tari Seblang yang uniknya penarinya menari dalam kondisi kesurupan.
Berikut adalah ulasan mengenai sejarah bagaimana tarian ini tercipta, gerakan, maknanya, hingga properti yang digunakan.
Sejarah Tari Seblang
1. Sisa-Sisa Budaya Hindu
Banyuwangi merupakan daerah di Jawa Timur yang terpengaruh oleh budaya Hindu. Tarian ini merupakan warisan kesenian daerah setempat, dimana budaya Hindu pernah berjaya di area ini. Konon, budaya Seblang sering dilakukan di setiap desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
2. Sudah Ada Sejak Abad 16
Yang jelas, tarian Seblang sudah ada sejak abad ke-16. Budaya yang ada di setiap desa di Banyuwangi ini dibawa oleh seorang bangsawan ke istana. Bangsawan tersebut berasal dari Blambangan yang bernama Lukinto. Sejak saat itu, muncul tarian dengan nama Seblang Lukinto.
3. Pernah Musnah
Desa yang masih menyelenggarakan kesenian ini adalah Desa Olehsari. Dalam catatannya, pada tahun awal-awal kemerdekaan Indonesia, tarian ini sempat tidak diselenggarakan lagi. Namun setelahnya, terjadi gagal panen dan wabah penyakit yang menyerang manusia dan ternak.
Karena hal-hal yang dipercaya bahwa musibah selalu datang, tari Seblang diselenggarakan kembali pada tahun 1956. Setelahnya, tidak terjadi musibah yang menimpa Banyuwangi, khususnya Desa Olehsari. Dengan demikian, hingga kini tarian ini masih diselenggarakan hampir setiap tahun.
4. Warisan Budaya Nasional
Pada tahun 2014, tarian Seblang telah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional. Untuk itu, dalam setiap acara besar di Banyuwangi, tarian ini selalu menjadi salah satu pengisi acara. Hal tersebut dilakukan untuk memakmurkan masyarakat, khususnya penghuni Desa Olehsari di Banyuwangi.
Baca juga: Tari Remo, Mengupas Sejarah dan Keunikan di Baliknya
Filosofi Makna Tari Seblang

1. Kemakmuran Masyarakat
Tarian yang bernuansa mistis ini dipercaya membawa kemakmuran. Pernah suatu kali dalam sejarahnya, tarian ini tidak diselenggarakan, lalu Banyuwangi terserang wabah dan gagal panen. Setelah diselenggarakan kembali, kondisi masyarakatnya kembali sehat dan makmur.
2. Keharmonisan
Manusia hidup berdampingan dan saling membutuhkan. Tarian ini mengingatkan manusia terhadap hal tersebut. Apabila ketegangan terjadi hingga berakhir konflik, ada kekuasaan dan kekuatan lain yang bisa menimpa dan menjadi malapetaka bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Pola Lantai Tari Seblang
Pola lantai yang digunakan dalam tarian ini adalah pola lingkaran. Para penari akan mengelilingi para penabuh gamelan. Berputarnya penari dilakukan dua hingga tiga kali dalam setiap kali gending. Makna dari pola lantai adalah keharmonisan dan keutuhan dari masyarakat Desa Olehsari.
Gerakan Tari Seblang

1. Sapon
Gerak ini dilakukan manakala penari sudah masuk ke dalam tahap trance atau kesurupan. Sapon memiliki makna menyapu yakni gerakan yang memang seperti sedang menyapu. Sapon mempunyai makna bahwa perilaku manusia bisa disapu dengan bersih dari segala kejahatan.
Cara melakukan gerakan ini adalah dengan mengangkat kaki kiri ke samping atas. Sementara tangan kiri berada di lutut kaki kiri. Posisi tangan kanan membentuk sudut yang diangkat ke atas. Gerak ini dilakukan bergantian antara kanan dan kiri.
2. Celeng Mogok
Motif gerakan yang satu ini menggambarkan seekor babi hutan yang bermalas-malasan. Celeng mogok adalah gerakan tangan pada tarian ini. Tujuan dari gerakan ini adalah mengingatkan manusia tetap hidup dengan semangat, bekerja keras, dan tidak bermalas-malasan.
Gerakan ini dimulai dengan memajukan kaki secara bergantian seperti sedang melangkah. Tubuh diturunkan dan agak contong ke depan. Saat kaki kiri yang melangkah maju, tangan kanan akan bergerak ke atas. Begitu juga sebaliknya saat kaki kanan yang maju ke depan.
3. Ndhaplang
Ketika lagu Condro Dewi dimainkan sebagai tanda akhir dari babak tari, gerak ndhaplang pun dilakukan oleh penari. Makna gerakan ini adalah tentang keseimbangan. Manusia memiliki sifat baik buruk, merusak dan membangun, serta kesehatan jasmani dan rohani.
Ndhaplang adalah gerakan yang penarinya melibatkan sampur yang ada di pinggangnya. Badan agak condong ke depan dan diturunkan. Sementara kedua tangan mengambil sampur, kemudian membuangnya ke belakang. Gerak tangan kanan dan kiri dilakukan secara bersamaan.
4. Egol
Gerak egol umumnya melibatkan penari lain. Saat tangan kiri memegang pundak penari lain, maka tangan kanan melakukan gerak egol. Gerakan ini dilakukan dengan membuat ukel lingkaran lalu digibas ke luar. Gerak ini dilakukan bergantian dalam hitungan 1×8.
5. Seblangan
Seblangan adalah gerakan inti dari tari Seblang. Kedua tangan penari menjepit sampur lalu tangan dilebarkan ke samping. Setelahnya, penari akan mengayunkan kedua tangannya ke depan dan ke belakang secara bergantian. Sementara posisi kepala melakukan gerak deleg dhuwur.
6. Loro Tinjak
Loro tinjak adalah gerakan kaki pada tarian ini. Penari akan memajukan kaki sebanyak dua kali secara bergantian. Sambil melakukan gerakan kaki, biasanya penari akan menyibakkan sampur ke belakang atau menari bersama pasangannya sambil mencondongkan tubuh ke depan.
7. Langkah Nyiji
Langkah nyiji dilakukan penari sambil melakukan seblak sampur. Penari akan melangkah dengan satu kaki sambil memainkan sampur. Langkah nyiji terbagi dua yang disebut langkah nyiji arang dan langkah nyiji kerep. Masing-masing mengambil hitungan 1×8.
8. Seblak Sampur
Sesuai dengan namanya, gerakan ini melibatkan sampur. Penari akan menyibakkan sampur dengan menggunakan tangan. Tangan kanan akan menyibak sampur kanan ke belakang, begitu juga dengan tangan kiri. Seblak sampur bisa dilakukan bergantian atau secara bersamaan.
9. Lembehan Sampur
Saat akan melakukan gerakan lembehan sampur, penari harus mendak yaitu menurunkan tubuhnya sedikit. Saat tangan kanan berada di samping badan, tangan kiri memegang sampur di bagian depan badan. Begitu juga jika gerakan dilakukan sebaliknya.
10. Deleg Dhuwur
Deleg dhuwur adalah sebuah gerakan kepala dari tarian ini. Hanya bagian leher atas saja yang digerakkan. Sementara kepala bergerak ke kiri dan ke kanan. Posisi tubuh masih bertumpu ke depan. Deleg dhuwur biasanya bergabung dengan gerakan seblak sampur.
Baca juga: Tari Muang Sangkal, Mengulik Kesenian Tari dari Madura
Properti Tari Seblang

1. Sampur
Sampur merupakan kain panjang atau nama lain dari selendang. Warna sampur biasanya cerah seperti merah, oranye, atau kuning. Fungsi sampur adalah untuk melengkapi gerakan tari dan juga ngibing. Nah, ngibing adalah ajakan penari ke penonton untuk ikut menari bersama.
2. Angkin
Angkin atau kemben digunakan oleh penari perempuan. Fungsi angkin adalah sebagai penutup bagian dada hingga perut. Untuk mengencangkan angkin, biasanya penari menggunakan sabuk dengan ukuran lebar atau mengikatnya dengan sampur.
3. Sewek
Sewek adalah kain yang digunakan untuk bawahan oleh penari perempuan. Nama lain sewek adalah jarit. Motif yang digunakan adalah motif gajah oling. Motif ini melambangkan agar manusia selalu mengingat Yang Maha Esa.
4. Omprok
Omprok adalah mahkota yang digunakan oleh penari seblang. Omprok terbuat dari anyaman pelepah pisang yang berbentuk zig zag. Di bagian atas omprok adalah bunga-bunga yang segar. Biasanya jenis bunga yang digunakan adalah bunga sepatu atau bunga kamboja.
5. Kembang Dhirmo
Kembang dhirmo adalah jenis bunga yang jumlahnya 500 buah. Bunga ini nantinya akan dijual kepada penonton yang masih gadis. Kembang dhirmo dipercaya bisa membawa keberuntungan, rezeki yang lancar, hingga jodoh.
Baca juga: Tari Jaran Kepang, Merunut Sejarah, Makna, dan Keunikan di Baliknya
***
Meski sempat terhenti diselenggarakan, tari Seblang kini diusahakan tetap ada setiap tahunnya. Selain bermakna untuk mengusir bala dan mencegah datangnya musibah, dengan ditetapkannya sebagai warisan budaya membuat tarian ini menjadi kebanggaan khas Banyuwangi.