Tari Tarek Pukat, Tarian Gotong Royong dari Pesisir Aceh

Selain tari saman, Aceh juga punya tarian unik lain, salah satunya tari Tarek Pukat. Simak ulasan keunikan dan ciri khas tari Tarek Pukat berikut ini!

Tari Tarek Pukat merupakan salah satu tarian yang sangat unik. Tari ini berasal dari daerah Aceh. Berbeda dengan tari Seudati yang sama-sama berasal dari Aceh, tarian Tarek Pukat dibawakan oleh para penari wanita.

Tarian ini menggunakan tali sebagai properti atau atribut yang digunakan sambil menari. Tari ini juga menggambarkan tentang aktivitas dari nelayan-nelayan yang sedang menangkap ikan di lautan. Biasanya, tari tradisional Aceh ini dimainkan saat upacara adat atau saat penyambutan tamu.

Sejarah Tari Tarek Pukat

tari tarek pukat
steemkr.com

Tarian Tarek Pukat memiliki sejarah yang berasal dari kegiatan para nelayan di pesisir pantai. Para nelayan memiliki kegiatan yaitu menarik pukat atau menarik jala. Kegiatan menarik pukat ini sudah jadi kegiatan yang biasa dilakukan sejak zaman dahulu di Aceh.

Saat sedang menangkap ikan, para nelayan bersama-sama menarik jala untuk mendapatkan ikan tersebut. Saat ikan sudah didapat, ikan tersebut dibagi rata dengan yang ikut menarik jala. Keunikan tradisi menarik jala ini, direfleksikan pada tarian ini.

Tarian Tarek Pukat ini juga sering ditampilkan di berbagai acara seperti saat penyambutan tamu, acara adat, dan juga pada beberapa perayaan lain di Kota Aceh. Tarian ini juga biasanya ditampilkan saat pagelaran budaya, seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan juga saat promosi pariwisata.


Baca juga: Tari Seudati, Menyoal Sejarah, Filosofi, dan Keunikannya


Makna Filosofis Tari Tarek Pukat

tarian daerah aceh
soalujian-29.blogspot.com

Selain dipertunjukkan dalam bentuk tarian, tarian yang berasal dari Aceh ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para nelayan. Hal ini juga sebagai dukungan untuk para warga pesisir Aceh yang memiliki kebiasaan tarek pukat bersama-sama.

Tari Tarek Pukat yang berasal dari Aceh ini diciptakan oleh Yusrizal pada tahun 1962. Tarian ini mengangkat kearifan para masyarakat dan juga nelayan di wilayah pesisir Gampong Jawa, Banda Aceh.

Tarian ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para masyarakat di wilayah pesisir Aceh. Para masyarakat di sana sering sekali untuk bergotong-royong dan saling membantu satu sama lain. Hal inilah salah satu yang menciptakan keunikan dari tarian ini.

Saat menangkap ikan, para nelayan di sana biasa melakukannya secara bersama-sama. Nelayan yang menjadi pawangnya akan menebar jala, dan nelayan lainnya memegang ujungnya. Saat sambil menunggu ikan didapat, nelayan lainnya berbagi posisi.

Para nelayan itu bersiap dengan mengikatkan tali ke pinggangnya masing-masing. Secara perlahan, jaring yang telah dilemparkan di laut ditarik secara berirama.
Saat menarik para nelayan harus menariknya dengan kompak dan mengikuti irama, agar tarikannya akan terasa lebih mudah.

Ikan yang didapat kemudian dibagi rata ke nelayan yang membantu menariknya. Kegiatan ini yang menjadi kekhasan tersendiri, sehingga dibuatlah tarian Tarek Pukat.

Gerakan Tari Tarek Pukat

tari tarek pukat
cyberspaceandtime.com

Surak atau teriak dalam tarian ini memiliki arti semangat dan juga sebagai tanda bahwa para nelayan ingin berlayar ke lautan untuk mencari ikan. Mereka juga meneriakkan kata kayoh yang artinya mendayung.

1. Gerakan Meulinggang

Gerakan meulinggang, atau disebut juga berlenggang, menggambarkan kegiatan saat membuat pukat atau disebut juga jaring oleh para perempuan pesisir Aceh. Dalam membuat pukat, para perempuan dipenuhi suasana yang ceria dan juga meriah.

2. Gerakan Kayoeh

Gerak kayoeh atau juga mendayung, menggambarkan nelayan yang berusaha untuk mencari ikan. Para nelayan yang pantang menyerah dan menghadapi ombak di lautan.

Gerakan ini merupakan lambang dari sifat masyarakat Aceh yang pantang menyerah, walaupun sedang menghadapi banyak rintangan dan juga cobaan di kehidupan.

3. Gerakkan Peugeot Pukat

Gerak peugeot pukat atau gerakan membuat jaring ikan. Gerakan ini untuk membuat jaring yang berguna sebagai alat untuk mencari nafkah, dan juga untuk penghidupan. Gerakan ini memiliki gambaran kerja sama para masyarakat di pesisir Aceh.

Gerak tarek pukat atau menarik jala ikan ini menggambarkan kebersamaan dan sikap gotong royong masyarakat di pesisir Aceh. Hal ini memberikan makna bahwa masyarakat pesisir Aceh selalu bekerjasama di setiap saat yang dibutuhkan sebagai nelayan.

Pola Lantai Tari Tarek Pukat

Saat pertunjukan, tarian ini biasanya diawali dengan gerakan yang mirip seperti tarian Aceh pada umumnya. Para penari menari dengan posisi duduk sambil menepuk bagian dada dan juga paha.

Para penari melakukan gerakan tersebut secara kompak dan mengikuti irama lagu atau musik pengiringnya. Setelah itu, para penari melanjutkannya saling mengaitkan tali satu sama lain. Hal ini yang disebut dengan membuat tarek pukat.

Salah satu keunikan dalam tarian ini yaitu berada di akhir tarian. Saat penari sudah selesai membuat tali, di akhir tarian ada gerakan menarik yang tiba-tiba akan membentuk jala.

Para penonton yang belum pernah menyaksikan tarian ini pasti akan bingung. Tetapi hal inilah yang membuat tari Tarek Pukat ini memiliki keunikan dan menjadi daya tarik. Tarian ini akan membuat para penonton heran dan takjub.

Properti Tari Tarek Pukat

 

1. Busana atau Kostum

Para penari tarian tradisional khas Aceh alias Tarek Pukat menggunakan busana pakaian tradisional Aceh. Para penari perempuan mengenakan baju kurung yang tidak terlalu ketat atau sedikit longgar.

Panjang dari baju tersebut yaitu melebihi pinggul dan juga berlengan panjang. Baju ini juga tidak akan memperlihatkan lekuk tubuh.

Kain songket khas Aceh dililitkan di bagian pinggang menutupi pinggul. Pada bagian bawahnya, penari mengenakan baju kurung. Tali pinggang patah sembilan yang terbuat dari emas maupun perak digunakan untuk mengikatkan songket yang terletak pada pinggang penari.

Tubuh bagian bawah penari mengenakan celana cekak musang, yang merupakan celana panjang yang melebar di bagian bawah. Celana ini juga terdapat motif dari benang emas.

Bagian kepala penari, digunakan jilbab dan juga topi dengan hiasan di bagian depan. Penari tarian Tarek Pukat ini juga mengenakan kaos kaki untuk bagian kaki.

Busana yang digunakan penari ini juga memiliki kekhasan dan keunikan. Jika penarinya laki-laki, penari mengenakan atasan lengan panjang dengan cekak musang, kemudian bajunya dilengkapi sarung songket berbahan sutra yang diikatkan di pinggang.

2. Properti

Properti yang digunakan oleh penari laki-laki dalam tarian Tarek Pukat adalah topi nelayan, topi ini terbuat dari rotan atau bambu. Jika penarinya perempuan, penari membawa tali sepanjang 1 meter yang akan dijalin dan dibentuk sehingga menjadi pukat.

3. Musik

Musik pengiring tarian ini yaitu berupa alat musik tradisional Aceh bernama rapa’i dan juga seurune kalee. Rapa’i yaitu alat musik pukul khas Aceh, bunyinya menghentak-hentak. Seurune kalee yaitu alat musik tiup dengan suara yang lembut dan mengalun.

Kombinasi kedua musik ini sangat indah dan memiliki keunikan tersendiri, dan lagu ini akan dinyanyikan oleh pengiring vokal. Para penari juga ikut menyanyikan beberapa bait lagu secara bersama-sama.

***

Tari Tarek Pukat merupakan tarian yang khas dan memiliki keunikan dari wilayah pesisir Aceh. Tarian ini menggambarkan kegiatan bergotong-royong yang biasa dilakukan oleh masyarakat Aceh.

Setelah membaca informasi di atas, tentunya akan menambah pengetahuan tentang tarian Tarek Pukat. Kalau kamu berasal dari Aceh dan pernah menonton pertunjukan tarian ini, share pengalaman kamu di kolom komentar, ya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *