Tari Topeng Cirebon, Dari Sejarah hingga Keunikannya

Mengenal Tari Topeng Cirebon, tentang asal usul, sejarah, makna filosofis, gerakan, hingga keunikan karakteristik yang disajikan.

Indonesia merupakan negara dengan berbagai warisan budayanya yang melimpah. Jika mendengar kesenian tari Topeng Cirebon, pasti kamu sudah bisa menebak bahwa tarian ini menggunakan topeng. Lalu, seperti apa sih kesenian satu ini? Mari kita bahas bersama-sama.

Sejarah Munculnya Tari Topeng Cirebon

sejarah tari topeng
dictio.id

Tari Topeng sudah dikenal masyarakat sejak abad ke 10 Masehi. Tari Topeng telah berkembang pada masa pemerintahan Prabu Panji Dewa atau Prabu Amiluhur antara abad ke 10 Masehi sampai dengan 16 Masehi. Prabu Panji Dewa merupakan raja yang memimpin Kerajaan Jenggala di Jawa Timur.

Seiring dengan berjalannya waktu, tarian Topeng ini kemudian tersebar ke beberapa wilayah di daerah Jawa Barat, salah satunya daerah Cirebon. Pada saat tari Topeng ini masuk ke Cirebon, awalnya tarian ini berbaur dengan kesenian rakyat setempat sehingga menciptakan gerakan tarian yang khas.

Menurut cerita masyarakat setempat, tarian Topeng Cirebon pernah digunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga. Selain itu, tarian Topeng Cirebon juga ditampilkan sebagai tari hiburan di lingkungan keraton.

Tari Topeng ini dipercaya sebagai cikal bakal munculnya berbagai tarian lain yang lebih spesifik, seperti Tari Topeng Panji, Tari Topeng Samba, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Tumenggung, serta Tari Topeng Kelana.


Baca juga: Tari Jaipong, Mengupas Keunikan Kesenian Karawang


Makna Filosofis dalam Tari Topeng Cirebon

Ki dalang Andet Suanda
Ki dalang Andet Suanda sedang menabuh Kendang pada pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Beber di Cianjur pada tahun 1994 /wikipedia.org

Dahulu, tarian ini hanya ditampilkan pada acara yang diselenggarakan di lingkungan keraton. Namun seiring perkembangan zaman, tari Topeng juga digelar oleh masyarakat sebagai hiburan.Selain itu, tarian ini juga pernah digunakan sebagai media dakwah penyebaran ajaran agama Islam.

Oleh karena itu, tarian ini dikemas menjadi sebuah pertunjukkan yang bermuatan filosofis dan lebih berwatak atau wanda. Pengemasan Topeng Cirebon tersebut untuk menggambarkan ketaqwaan dalam beragama sebagai contoh dari sifat dan perilaku manusia.

Makna filosofis pada tarian Topeng Cirebon digambarkan melalui lima bentuk topeng, yaitu :

1. Tari Topeng Panji

Tari Topeng dari Cirebon merupakan tarian yang terkenal karena paradoks, terutama untuk jenis tari Topeng Panji Cirebon. Tarian ini dikatakan paradoks karena mengandung unsur-unsur yang saling bertentangan.

Pertentangan tersebut dapat ditemukan pada beberapa hal seperti topeng yang dikenakan penari berwarna putih polos tanpa hiasan sama sekali. Dengan begitu, dari bentuk topeng ini tidak dapat menggambarkan sosok pria maupun wanita.

Karena gerakan tariannya yang begitu minim, maka tidak dapat dibedakan apakah gerakan tersebut mewakili sifat maskulinitas seorang pria ataupun feminitas seorang wanita. Meskipun begitu, alunan gamelan yang mengiringi tarian ini begitu bergemuruh.

Dahulu, tari Topeng Panji Cirebon biasa ditarikan oleh para raja di wilayah kekuasaan Tanah Jawa dan disaksikan oleh wanita-wanita istana. Itulah sebabnya tari Topeng Panji Cirebon sangat erat kaitannya dengan kekuasaan Jawa.

Karena sakralnya tarian ini, maka para penari yang akan menampilkannya harus terlebih dahulu melakukan puasa, berpantangan pada sesuatu, hingga semedi.

2. Tari Topeng Samba

Bentuk topeng yang digambarkan pada tarian ini yaitu warna wajahnya yang hijau muda dengan raut wajah yang yang tenang dan culun (lugu).

Topeng samba menggambarkan manusia saat masa kanak-kanak, namun tetap memiliki keyakinan akan tumbuh menjadi sosok yang kuat dan tangguh.

3. Tari Topeng Rumyang

Tari Topeng Rumyang digambarkan dengan topeng berwarna merah muda. Topeng ini menggambarkan manusia yang telah menginjak masa remaja, serta telah meninggalkan masa kanak-kanaknya.

4. Tari Topeng Tumenggung

Tari Topeng Tumenggung digambarkan dengan topeng yang berwarna merah. Topeng ini menggambarkan manusia yang telah menginjak masa kedewasaan dan telah meninggalkan masa remajanya.

5. Tari Topeng Kelana

Topeng Kelana memiliki perbedaan dengan empat topeng lainnya.

Jika keempat topeng yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan fase-fase dalam kehidupan manusia, Topeng Kelana (Rahwana) merupakan simbol seorang penguasa yang hanya berpegang teguh pada nilai-nilai duniawi, yang digambarkan dengan sosok topeng berwarna merah tua.


Baca juga: Tari Ketuk Tilu, Dari Upacara Adat Hingga Menjadi Kesenian


Gerakan pada Tari Topeng Cirebon

gerakan tari topeng cirebon
indonesia.go.id

Gerakan yang dilakukan pada tarian ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Masing-masing bentuk topeng yang digunakan juga memberikan karakter yang berbeda-beda.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat lima unsur filosofis tari Topeng dari Cirebon yang tidak dapat dipisahkan, atau disebut pancalogi.

1. Tari Topeng Panji

Gerakan penari yang mengenakan topeng Panji dilakukan dengan cara yang lembut dan gemulai. Gerakan ini sangat berkontradiksi dengan iringan musik gamelan yang keras.

Meski gerakan tari Topeng Panji terbilang lembut, namun banyak penari yang mengatakan bentuk tarian ini adalah yang paling sulit ketimbang tarian keempat topeng lainnya.

2. Tari Topeng Samba

Sama seperti tarian Topeng Panji, gerakan penari Topeng Samba nyaris serupa karena memiliki gerakan yang lembut. Yang membedakan adalah alunan musik gamelan yang mengiringi tarian ini lebih tenang dan lembut.

3. Tari Topeng Rumyang

Gerakan pada tarian Topeng Rumyang terlihat lebih lincah dibandingkan tari Topeng Panji dan Topeng Samba. Gerakan tersebut dilakukan untuk menggambarkan masa remaja yang penuh semangat untuk mencari jati diri. Alunan musik gamelan tarian ini juga terdengar lebih riang.

Para penari Topeng Rumyang akan melakukan gerak melenggak-lenggokkan muka ke sana kemari untuk memperlihatkan sifat yang genit (ganjen).

4. Tari Topeng Tumenggung

Gerakan tari Topeng Tumenggung dilakukan lebih lincah dibandingkan tarian ketiga topeng lainnya. Iringan musik gamelannya juga terdengar lebih dinamis.

5. Tari Topeng Kelana

Gerakan tari Topeng Kelana sangat lincah sehingga menggambarkan seseorang telah berada di puncak kejayaannya. Iringan musik gamelan yang terdengar keras dan dinamis mengiringi gerakan tarian yang cepat dan lebih berekspresif tersebut.

Makna filosofis Topeng Kelana terlihat pada gerakan tariannya ketika para penarinya berkacak pinggang hingga membanting selendangnya.
Serupa dengan gerakan tari Topeng Panji, gerakan Topeng Kelana yang ditarikan secara cepat dan lebih berekspresif memiliki tingkat kesulitannya tersendiri.

Pola Lantai pada Tari Topeng Cirebon

Pola lantai pada tari Topeng Cirebon menggunakan pola setengah lingkaran. Bentuk pola ini digunakan apabila penari memiliki jumlah yang banyak. Ada empat faktor yang mempengaruhi pola lantai tarian ini, yaitu:

1. Topeng Gede

Dimana semua penari harus menggunakan berbagai jenis topeng, sehingga pola lantainya akan lebih banyak.

2. Topeng Alit

Jumlah penari yang dibatasi, yaitu sekitar 5 sampai 7 orang saja, sehingga pola lantainya juga tidak terlalu rumit.

3. Pagelaran Komunal

Karena pagelaran ini biasa dilakukan pada waktu yang sangat lama yaitu sehari semalam, maka pola lantai yang digunakan pun lebih rumit dan panjang.

4. Pagelaran Individual

Dilakukan oleh satu orang penari saja. Biasanya tari topeng ini ditampilkan pada acara hajatan, sehingga pola lantainya menyesuaikan arena panggung.

5. Pagelaran Bebarengan

Pola lantai tari Topeng ini memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dibanding lainnya, karena setiap penari akan diarak keliling desa ke tempat yang berbeda-beda


Baca juga: Tari Sintren, Mistisme Tarian Bidadari dari Cirebon


Properti Tari Topeng Cirebon

tari topeng cirebon
wikipedia.org

Properti yang digunakan saat menampilkan tari Topeng dari Cirebon terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Kostum

Kostum yang digunakan oleh penarinya juga memberikan ciri khas tersendiri. Baju yang digunakan dinamakan baju kutung dengan warnanya yang merah.

Sedangkan celananya disebut sontog yang dilapisi sinjang pada bagian luarnya. Untuk bagian kepala, penari akan mengenakan mahkota yang disebut sobrah.

2. Properti

Properti utama yang digunakan penari Topeng Cirebon tentu saja topengnya. Selain topeng, properti lainnya yang digunakan adalah selendang yang disebut sampur.

***

Tari Topeng Cirebon merupakan warisan budaya Indonesia yang patut kita lestarikan. Meski terbilang rumit, namun tarian ini mempunyai makna yang begitu mendalam. Jadi, jangan sampai kesenian ini hilang tertelan oleh zaman.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *